Page 379 - Mozaik Rupa Agraria
P. 379
dua kecamatan Patrol dan Sukra, serta meliputi empat desa
sekitar seperti Sumur Adem, Patrol, Patrol Baru dan Mekarsari.
Pembangunan tersebut akan mengancam areal subur pertanian
seperti tanaman padi, bawang merah, sayur-sayuran dan
sepanjang pesisir tempat nelayan kecil mencari hasil laut seperti
ikan dan udang rebon.
Dampak yang sudah terasa sejak berdirinya PLTU I cukup
membuat warga resah dan trauma karena kampungnya dikotori
oleh limbah batubara. Pertanian mulai tercemar dengan debu
halus yang berterbangan (fly ash) keluar dari corong raksasa.
Begitupun dengan limbah yang dikeluarkan ke laut (buttom ash)
menimbulkan baku mutu air tercemar dan ekosistem laut yang
jadi mata pencaharian nelayan pun mulai terganggu. Radius
lokasi yang akan dibangun PLTU pun kurang dari satu kilometer
dari pemukiman desa mereka. Begitupun dengan lahan yang
sudah dibebaskan perusahaan jika tidak digarap akan menjadi
lumbung hama dan mengganggu tanaman lain di sekitarnya. Para
buruh tani yang sebagian besar menggantungkan hidupnya dari
lahan tersebut, maka menjadi alasan kuat dalam menolak adanya
pembangunan PLTU II Indramayu.
Pada tanggal 6 Desember 2017, warga Mekarsari telah
memenangkan gugatan atas Izin Lingkungan PLTU II Indramayu
2 X 1000 MW di PTUN Bandung. Bupati Indramayu sebagai pihak
yang memberi ijin pembangunan dianggap tidak sah karena
kewenangannya ada di pihak provinsi. Pada saat itu warga
7
menyambut kemenangan kecil dalam bentuk syukuran dengan
melakukan doa bersama serta memasang bendera merah putih di
berbagai titik kapung sebagai bentuk kecintaan akan tanah airnya.
Dan pemasangan bendera itu sering dilakukan dalam beberapa
acara tertentu di sana sebagai umbul-umbul.
7 Baca- Rilis LBH Bandung.
366 Mozaik Rupa Agraria: Dari Ekologi Politik hingga Politik Ruang