Page 38 - Mozaik Rupa Agraria
P. 38
Kisah Tanah dan Air Terakhir:
(Catatan Sunyi di Balik Perampasan
Ruang Hidup Warga Girisuko, Gunungkidul)
Toto Sudiarjo
Pagi itu, Parmin tengah bersiap untuk berangkat ke ladang yang
letaknya berada di areal perbukitan. Sang isteri, Semi, tengah
sibuk menyiapkan peralatan dan bekal makanan yang akan
dibawa ke ladang. Tas kecil yang berisi arit, air minum, makanan
dan tak lupa tembakau serta cangkul, sudah disiapkan oleh Semi
sejak hari masih samar-samar menuju terang. Hari-hari Parmin
bersama Semi di usianya yang menginjak 50-an tahun, terus
dihabiskan sebagai petani di punggung bukit karst Desa Girisuko,
Gunungkidul. Mereka tinggal di rumah kecil yang sederhana dan
berada persis di samping sungai Lemusur.
Di rumah mungilnya Pramin, tersmipan beberapa hasil panen
layaknya gudang penyimpanan pangan. Tumpukan karung berisi
kacang tanah kering tampak di sudut-sudut rumah. Hamparan
potongan singkong kering yang sudah menjadi gaplek, dijemur
di atap genteng rumah untuk kemudian dijual. Sisanya akan
dijadikan sego thiwul untuk dikonsumsi sendiri. Sedangkan di
ruangan tamu dipenuhi dengan tumpukan jagung yang sudah
dikupas dan sebagian sudah dirontokin oleh Semi pada saat malam