Page 432 - Mozaik Rupa Agraria
P. 432
pun menyuguhkan kebisaan kompos dalam menyimpan air dan
nutrisi.
Sayangnya, keunggulan ini bukan topik yang sering
diperselisihkan antara penggiat pertanian organik dan pengguna
pupuk sintetis. Yang justru dijumpai lebih banyak berseliweran
di kanal-kanal publik adalah konsep-konsep parsial seperti yang
sudah dijabarkan di sub judul pertama.
Yang Lebih Penting dari Itu Semua
Setelah mempertimbangkan kondisi umum pertanian di
Indonesia dan dunia saat ini, justru yang menarik dikampanyekan
dari gerakan penggunaan pupuk organik padat atau cair menurut
saya adalah dari aspek tata kelola agraria. Sisi yang memandang
masyarakat agraris sebagai pelaku kebudayaan. Gagasan yang
mampu mengangkat kapasitas petani dalam merevitalisasi akses
tanah pertanian yang telah mereka kelola atau miliki.
Sudut pandang di atas sangat penting mengingat saat ini
banyak kaum agraris yang tidak memiliki kebebasan. Keleluasaan
tersebut raib seiring datangnya gelombang Revolusi Hijau yang
dipaksakan pemilik singgasana kekuasaan. Hasilnya, kemandirian
dalam memanfaatkan sumber daya alam sekitar untuk meraih
kesuksesan berbudidaya tidak lagi dalam kewenangan petani di
lahan.
Lebih buruk dari itu, setelah bertahun-tahun dininabobokan
bantuan negara dan doktrin industri, jamak ditemui praktisi yang
tidak yakin bahwa mereka bisa berdaulat atas input produksi.
Tidak jarang pula saya jumpai slogan-slogan yang mengerucut
pada kesimpulan bahwa tanpa pupuk sintetik, tanam padi tidak
akan jadi. Alhasil walau harus berebut kartu tani dan mengemis
subsidi, jutaan petani sungkan untuk berupaya mengurangi
ketergantungan dari pupuk kimia korporasi.
Gerakan dan Perjuangan Agraria 419