Page 429 - Mozaik Rupa Agraria
P. 429
pertanian organik dan konvensional. Walau begitu, saya tidak
tertarik terjebak pada dikotomi tidak berfaedah bagi banyak
petani yang saat ini tengah dipusingkan oleh masalah yang jauh
lebih rumit. Karenanya, jawaban saya sedikit berbeda dari apa
yang diharapkan penanya.
Yang jamak ditemukan dari diskursus pupuk organik vs
kimia di media sosial berpusar pada polemik terkait lingkungan,
kesehatan, pencemaran dan kandungan gizi produk pertanian.
Saya pribadi tidak mengatakan bahwa isu-isu tersebut tidak
penting. Yang saya kritisi adalah argumen rapuh berbasis
pemahaman sains rancu yang digunakan pihak-pihak terkait.
Lebih dari itu, saya juga mempertanyakan urgensi perbincangan
tersebut terhadap upaya penyelesaian permasalahan mendasar
yang mendera sektor pertanian.
Identik Dari Ujung Rambut ke Ujung Kaki
Secara teknis, kalau bukan dalam wujud Nitrat, tanaman
cuma bisa menyerap Nitrogen berbentuk Amonium. Keduanya
merupakan anion & kation. Hal sama berlaku pada P, K, Mg, Ca,
S dan 7 mineral esensial lainnya. Dengan kata lain, hanya hara
ionik yang dapat dimanfaatkan tanaman untuk tumbuh dan
berkembang.
Tidak peduli sumbernya adalah pupuk hasil fermentasi bahan
organik atau produk sintetik di pabrik berupa Urea, NPK, KNO3,
TSP, MKP, dari sudut pandang kesuburan kimia, kedua jenis pupuk
yang sering dipertentangkan ini memberikan manfaat identik
Reaksi biokimia Mg dari pupuk organik cair atau hasil
2+
mineralisasi bahan organik kompos tidak berbeda sedikitpun
dengan Magnesium yang bersumber dari Phonska plus sintetik di
dalam jaringan tanaman. SO yang diaplikasikan petani dari kulit
2-
4
bawang yang terurai juga tidak akan berbeda fungsi fisiologinya di
416 Mozaik Rupa Agraria: Dari Ekologi Politik hingga Politik Ruang