Page 424 - Mozaik Rupa Agraria
P. 424
Falsafah Shifu Mao tentang Kelas Sosial dan Sikap Politik
Komunitas Berlawan di DIY
Identitas dan kelas sosial terkadang tak tampil sebagai akibat
perkembangan modal. Padahal, identitas dan kelas yang sama
sekali tidak terhubung dengan penguasaan modal dan sumber
penghidupan orang banyak sulit ditemukan. Hampir setiap hirarki
sosial terkait dengan penguasaan modal yang membuahkan
otoritas.
Hikmah peristiwa di tiga lokasi di muka dapat disarikan
sebagai berikut:
1. Kelas sosial suatu kelompok memengaruhi sikap politik dan
pilihan strateginya. Kelas mapan (para patron, pendamping,
atau elit motor gerakan massa) cenderung memilih keputusan
yang aman bagi asetnya, posisi politiknya, dan otoritasnya.
Tindakan-tindakan untuk mengesankan mereka masih
berjuang bersama massa akan dilakukan, namun tidak akan
menabrak batas zona aman. Aksi-aksinya sekadar untuk
menggugurkan kewajiban. Argumentasinya sekadar untuk
menghindari tanggungjawab.
2. Memeriksa hubungan sosial berlatar kelas sosial penting, kalau
tak boleh dibilang wajib. Peta kelas ini akan memecahkan
setengah persoalan, minimal melahirkan pilihan-pilihan di
jalur yang belum pasti kalah. Di samping itu, peta kelas sosial
menempatkan kembali perjuangan ruang hidup dalam ruang
lingkup ekonomi politik pada khittohnya, yaitu Materialisme
Dialektis, alih-alih Marxisme Dogmatis. Konsekuensi dari
falsafah ini harus diambil, meskipun sama sekali tidak
menguntungkan baik menurut kepentingan ekonomi sesaat
maupun politik elitisme. Gerakan memang bukan ruang
pencitraan, melainkan zona perang.
Gerakan dan Perjuangan Agraria 411