Page 423 - Mozaik Rupa Agraria
P. 423
besar, yang mana laba pertama diperoleh Kesultanan Yogyakarta
dan Kadipaten Pakualaman melalui sewa tanah. Mengingat zaman
modal tidak dapat bertumpu pada watak feodal yang lamban dan
malas, ke depan tidak menutup kemungkinan mesin ekonomi
Kesultanan dan Pakualaman diampu oleh Jogja Incorporated
(Jogja Inc.!) sebagai wadah bagi para pengusaha lokal semua
lapisan, yang dikuasai oleh elit-elit kekuasaan lokal.
Lakon tentang dinamika kelas sosial di DIY sejak Kesultanan
berdiri tak bisa lepas dari ekonomi politik zaman modal yang
menjelma sebagai kolonialisme (1755-1945), nasionalisme (1945-
1998), dan neoliberalisme (1998-kini) dan diawetkan oleh
hubungan panutan-manutan dalam kultur feodalisme dari masa
ke masa. Karenanya, falsafah Shifu Mao maupun pendahulunya
masih relevan digunakan sebagai alat baca, sepanjang fokus
pada jantung persoalan, yaitu: Keistimewaan DIY tak lebih cara
penguasa untuk beternak modal dan laba. Adapun feodalisme tak
lebih dari kultur politik pendukung, bukan sistem penopang dalam
peternakan modal dan laba. Modal dan laba dapat diternakkan
dalam kultur politik apapun, termasuk feodalisme; nasionalisme;
bahkan perbudakan.
Tujuan dan cara mempelajari Materialisme Dialektis
tampaknya memengaruhi hasil pembelajaran. Apabila ia
dipelajari untuk kepentingan politik praktis dan diperlakukan
sebagai petunjuk teknis, maka Materialisme Dialektis berpotensi
menjelma doktrin dan dogma, daripada alat bedah bagi
suatu tatanan modal dan jalan untuk menemukan berbagai
kemungkinan yang revolusioner.
410 Mozaik Rupa Agraria: Dari Ekologi Politik hingga Politik Ruang