Page 420 - Mozaik Rupa Agraria
P. 420
untuk digugat karena pertimbangan keamanan lembaga pembela
hukum, demikian pernyataan lisan dari pimpinan dan anggota
lembaga itu pada September 2016, terkait agenda New Yogyakarta
International Airport di Kulon Progo dan Restorasi Gumuk Pasir di
Bantul. Patron Intelektual memukau warga dengan menyatakan
penolakan investor Eny Supiani. Karena jasanya, ketiga patron
itu dianggap warga sebagai senjata perlawanan, ketiganya dapat
memengaruhi keputusan warga.
Di tengah perjalanan, Komunitas Celana Merah dikunjungi
rombongan penyintas persoalan yang sama, namun dengan
perspektif yang berbeda dari para patron mereka. Disertai bukti-
bukti penguat argumentasi, motor perjuangan mereka menyadari
bahwa Keistimewaan DIY adalah sumber persoalan. Saya ada
menjadi saksi proses pencerahan itu.
Istilah Celana Merah muncul sebagai ejekan tanding warga
terhadap investor yang menghina warga yang hanya lulusan SD,
namun investor gagal mengusir mereka pada tahun 2015. Bagi
kaum jelata ini, Celana Merah adalah identitas kelas yang sakral.
Mereka memperingati ejekan itu 25 Mei 2016, menegaskan sikap
politik melawan agenda Keistimewaan DIY yang mengambil alih
ruang hidup dan sumber penghidupan mereka satu-satunya.
Selama satu tahun bertahan, mereka mencoba beraliansi
dengan POKDARWIS yang lain. Upaya itu tak berhasil karena
POKDARWIS patuh di bawah Kepala Desa agar bisa bertahan
hidup. Peringatan Celana Merah merenggangkan hubungan
Patron Politik, Patron Ekonomi, dan Patron Intelektual dengan
pengurus Komunitas Celana Merah. Sehingga, pada Peringatan
Celana Merah yang kedua dendang perlawanan warga hendak
dibuat terdengar sumbang oleh ketiga patron Komunitas Celana
Merah.
Gerakan dan Perjuangan Agraria 407