Page 426 - Mozaik Rupa Agraria
P. 426
di kemudian hari. Maka, gerakan harus dibarengi dengan
penguatan ekonomi dari massa berlawan dengan model yang
sama sekali tidak mencirikan kapitalisme, bukan sekadar
aksi massa untuk tekanan politik yang melelahkan. Kenapa?
Sebab para pendamping, para penganjur aksi massa itu, tidak
menanggung risiko komunitas berlawan dan rawan menukar
simbol-simbol “radikalisme” dengan laba kapitalisme.
Penyakit Elitisme Gerakan dan Politik Cuci Tangan
Sependek pengalaman saya 10 tahun terakhir—dan tentunya
ini belum apa-apa dibandingkan dengan pengalaman para elit
gerakan masa lalu yang menjelma penguasa hari ini atau elit
gerakan yang tak sempat berkuasa, bahwa “setiap upaya untuk
membersihkan elitisme dan/atau mengubah komposisi kelas
dalam tubuh gerakan akan menghadapi perlawanan dari elit yang
tak ingin kehilangan dominansi dan otoritas, atau menghadapi
perlawanan dari massa yang tak ingin kehilangan rasa aman atau
tidak menyadari bahaya yang sedang dialaminya di dalam elitisme,
jika upaya itu gagal. Namun, jika upaya itu berhasil maka akan
melahirkan perang kelas yang mau tak mau memisahkan massa
dari elit-elitnya.” Selama ini kultur kritik-otokritik sebagai bentuk
dialektika masih diingkari dalam gerakan berbasis Materialisme
Dialektis sekalipun, barangkali karena syahwat kekuasaan lebih
dominan ketimbang semangat pembebasan.
Ketika kapitalisme bekerja dan berjaya dalam relasi sosial
yang elitis, maka segala bentuk perlawanan terhadapnya dengan
langgam yang elitis hanya menemui jalan buntu karena mengikuti
langgam kapitalisme.
Saya kerap menjumpai sikap politik para pendamping
yang seolah-olah demokratis, namun sesungguhnya untuk
menyelamatkan posisi politik lembaga atau kelompoknya.
Gerakan dan Perjuangan Agraria 413