Page 413 - Kembali ke Agraria
P. 413

Usep Setiawan

                Jika demikian, benarkah reforma agraria di era Yudhoyono ga-
            gal? Yang tepat, mengutip seorang pakar agraria dalam sebuah dis-
            kusi, Yudhoyono belum menjalankan reforma agraria, sehingga sulit
            untuk menilai “gagal” atau tidaknya sesuatu yang belum dijalankan
            itu.


            Resesi dan pemilu
                Belum tuntas dengan pekerjaan rumah yang lama, bangsa ini
            sedang dihadapkan pada dua tantangan baru yang datang sekaligus:
            (1) Resesi ekonomi yang dipicu krisis finansial global dengan segala
            implikasi negatifnya bagi kehidupan bangsa, dan (2) Pelaksanaan
            Pemilu 2009 yang akan mensirkulasi elite pemerintahan pusat
            dengan seluruh potensi ketegangan sosial-politik yang menyertainya.
                Kondisi agraria saat ini makin terancam akibat krisis ekonomi
            global yang bermula dari krisis finansial di negara-negara maju. Dapat
            dipastikan bahwa konsekuensi dari krisis ini akan semakin mem-
            perparah kehidupan kaum tani, buruh, nelayan dan rakyat yang ber-
            penghasilan rendah. Penurunan konsumsi dunia terhadap hasil dari
            pertanian komoditas mengakibatkan anjloknya harga komoditas
            perkebunan (kelapa sawit, karet, kopi, kakao, dll) hingga level yang
            terendah akan membuat jutaan petani komoditas di Indonesia menga-
            lami depresi dan ancaman kelaparan.
                Demikian pula, gelombang PHK bagi buruh-buruh industri ma-
            nufaktur, tekstil, perkebunan besar, pertambangan, industri pulp dan
            kertas, serta menurunnya daya beli masyarakat akan semakin mem-
            perparah perekenomian nasional. Ancaman kelaparan juga akan
            terjadi di sektor pedesaan dan perkotaan, akibat runtuhnya produk-
            tivitas rakyat dan tiadanya akses kepemilikan terhadap sumber-
            sumber agraria (Idham Arsyad, 2008). Baik resesi ekonomi sebagai
            pemicu krisis maupun pemilu sebagai potensi pemantik ketegangan
            politik hampir dipastikan akan menguras energi bangsa ini. Dam-
            paknya, hampir semua agenda mendasar yang seharusnya segera
            dijalankan malah tertunda. Pun begitu dengan upaya menata ulang


            394
   408   409   410   411   412   413   414   415   416   417   418