Page 50 - Kembali ke Agraria
P. 50
Prolog
rejim-rejim penguasa negara. Dalam hal ini kita juga perlu mempe-
lajari bagaimana perkembangan kapitalisme perlu dibedakan dan
dihubungkan dengan Pembangunan sebagai suatu proyek interna-
sional dan nasional yang dijalankan badan pembangunan interna-
sional dan pemerintah negeri-negeri paska kolonial, untuk menangani
sebagian dari akibat-akibat dari bekerjanya kapitalisme itu, atau
untuk melancarkan jalan bagi kapitalisme itu bekerja. 25
Kita menyaksikan begitu banyak cerita perampasan tanah dan
sumber daya alam yang merupakan akibat langsung dari dijalan-
kannya modernisasi dan Pembangunan yang berbasiskan pemerin-
tahan yang kuat (state-led development). Jaman neoliberalisme dimulai
ketika badan pembangunan internasional, seperti Bank Dunia dan
IMF (International Monetary Fund) mulai memberlakukan apa yang
disebut program-program penyesuaian struktural (structural ajustment
program) yang mengurangi kuasa pemerintah dalam mengatur ekono-
mi dan masyarakat. Di lain pihak, perusahaan-perusahaan transna-
sional menginginkan kebebasan lebih besar dalam berusaha. Pada
masa inilah para ilmuan sosial mulai bicarakan mengenai globa-
lisasi. 26
25 Sudah menjadi pegangan dalam pengajaran Studi Pembangunan bahwa
Pembangunan adalah suatu proyek internasional merupakan suatu bentuk intervensi
yang khusus yang dijalankan secara masif setelah Perang Dunia Kedua di negara-
negara yang baru merdeka. Perang Dingin maupun hubungan internasional setelah
itu sangat kuat memberi pegaruh pada bentuk-bentuk dari proyek Pembangunan
(Lihat misalnya Craigh and Porter 2006, McMichael 2008). . . . . Gillian Hart, dosen di
Fakultas Geography -University of California, Berkeley, mengembangkan pembedaan
antara Pembangunan (dengan huruf “P” besar), atau Development, sebagai “suatu
proyek intervensi paska-perang dunia kedua terhadap negara-negara ‘dunia ketiga’
yang berkembang dalam konteks dekolonisasi dan perang dingin (cold war), dengan
pembangunan kapitalis, capitalist development, (atau pembangunan dengan “p” kecil)
yang merupakan sebagai suatu rangkai proses sejarah yang dipenuhi dengan beragam
kontradiksi dan secara geografis perkembangannya tidak sama antara satu wilayah
dengan wilayah lainnya” (Hart 2001, 2002, 2004, 2006, 2010).
26 Mengikuti David Harvey (1990), penulis membedakan globalisasi sebagai
proses saling berhubungannya berbagai bagian dunia yang utamanya ditandai oleh
“semakin mengkerutnya ruang dan waktu” (time-space compressions) akibat
31