Page 20 - Pengembangan Kebijakan Agraria: Untuk Keadilan Sosial, Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlangsungan Ekologis
P. 20

Administrasi Pertanahan dan Larasita:
              Mengangankan Ruang Negosiasi-Partisipasi

                            Rakyat di Level Desa


                        Amien Tohari dan Muhammad Ridha










                  alam diskursus akademis, setidaknya terdapat dua
             Dpandangan yang saling berseberangan dalam meletakkan
             konseptualisasi atas isu administrasi pertanahan ini. Pertama,
             administrasi pertanahan diletakkan oleh sebagian pihak sebagai
             masalah legalisasi asset. Bagi pihak ini, legalisasi asset dipandang
             sebagai jalan bagi upaya memerangi kemiskinan khususnya di
             negara-negara berkembang. Serangkaian program legalisasi asset
             digulirkan melalui pendaftaran dan administrasi tanah yang
             ujungnya adalah sertifikasi tanah. Legalisasi asset melalui pemberian
             sertifikat bahkan dilihat sebagai tahapan menuju pasar tanah
             yang efektif (Wallece & Williamson, 2006). Dan pasar, dengan
             ‘tangan gaib’-nya dipercaya mampu mewujudkan kesejahteraan
             dan kemakmuran. Sebab itu, legalisasi asset dianggap sebagai
             bagian penting proses marketisasi tanah.
                 Kedua, sebagian lain berpandangan bahwa pasar yang
             terbentuk dari legalisasi asset itu justru sebagai bentuk pelucutan
             kontrol sumberdaya, yakni tanah, dari golongan sosial yang



                                      — 1 —
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25