Page 25 - Pengembangan Kebijakan Agraria: Untuk Keadilan Sosial, Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlangsungan Ekologis
P. 25
Pengembangan Kebijakan Agraria untuk Keadilan Sosial, Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlanjutan Ekologis
sumberdaya, barang-barang kebutuhan hidup, iklim, wilayah
dengan kualitas-kualitasnya, irigasi, kesuburan, dan sebagainya;
manusia, dalam hubunganya dengan kebiasaan-kebiasaan, tradisi-
tradisi, cara-cara berpikir dan bertindak, dan sebagainya; manusia
dalam hubunganya dengan malapetaka dan ketidakberuntungan
seperti kelaparan, epidemi, kematian, dan sebagainya (Li, 2007).
Kelembagaan tersebut menjadi saluran di mana rakyat sejajar dengan
aktor-aktor yang berniat untuk memperbaiki. Dan tentu saja semua
itu terkait dengan penyelesaian problem-problem agraria.
Diskursus tentang pembangunan menempatkan pastisipasi
dan pemberdayaan sebagai lokus utama baik bagi pendukung
neoliberalisme maupun gerakan sosial, meskipun masing-masing
memberikan tekanan yang berbeda dalam pratiknya. Hal ini
memunculkan ”lokalitas” sebagai tempat pemberdayaan dan karena
itu sebagai ajang intervensi pembangunan dilakukan. Mohan dan
Stokke (2000) melihat kecenderungan dua aliran pemikiran yang
berbeda dalam memandang pemberdayaan dan partisipasi pada
tingkat lokal. Kelompok neoliberal sendiri mengalami pergeseran
pendekatan pembangunan. Di masa awal pembangunan ekonomi,
misalnya, intervensi negara dilihat sebagai kunci penting yang
mengoreksi kegagalan pasar dan meningkatkan efisiensi ekonomi,
pertumbuhan, stabilitas ekonomi makro, dan pembangunan sosial.
Tetapi kemudian negara dilihat sebagai pembatas daripada kekuatan
penggerak proses pembangunan. Perkembangan terakhirnya
menunjukkan pergeseran dari penekanan deregulasi pasar ke arah
reformasi institusional dan pembangunan sosial. Institusi masyarakat
sipil kemudian dianggap dapat membangkitkan partisipasi dan
mendorong pemberdayaan masyarakat sipil. Sedangkan kalangan
pos-Marxis menilai bahwa pemberdayaan adalah soal mobilisasi
kolektif kelompok marginal menentang ketidakmampuan baik
— 6 —