Page 29 - Pengembangan Kebijakan Agraria: Untuk Keadilan Sosial, Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlangsungan Ekologis
P. 29

Pengembangan Kebijakan Agraria untuk Keadilan Sosial, Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlanjutan Ekologis

            pada pengurusan legalisasi asset. Keterbatasannya disebabkan oleh
            implementasinya dalam peraturan penjabaran oleh BPN Wilayah
            Jawa Timur yang mengklasifikasi kewenangan tim Larasita yang
                                                          1
            terbatas hanya pada sepuluh pelayanan legalisasi asset  yang telah
            disertifikasi pada tingkat pertama. Bisa dikatakan ini adalah
            keterbatasan yang inheren dalam implementasi program ini dalam
            perkembangannya. Jika program semacam Prona dan ajudikasi
            diberlakukan tanpa memungut bayaran pada masyarakat, Larasita
            ini memungut bayaran seperti tercantum pada PP 13 tahun 2010.
            Larasita juga dicanangkan sebagai program yang dianggap mampu
            memberantas calo pengurusan tanah. Ia dianggap terobosan sebab
            dapat ‘menjangkau yang tak terjangkau” dan suatu cara untuk
            mendekatkan layanan BPN langsung pada masyarakat, melalui
            konsep mobile office.
                Dibandingkan dengan program administrasi pertanahan
            lainnya, Larasita sendiri memiliki kekhasan, sebab ia merupakan
            upaya untuk mendekatkan tujuh fungsi pokok BPN kepada
            masyarakat. Menurut Daniel Masadu, Kepala Kantor Pertanahan
            (Kantah) Kabupaten Pacitan, terdapat perubahan dalam konsep
            Larasita. “Dulu konsep awalnya adalah loket berjalan, tetapi
            kemudian diubah menjadi kantor pertanahan berjalan”, katanya.
            Karena itu, fungsi pokok Larasita sama dengan fungsi pokok
            BPN, yaitu: (i) Menyiapkan masyarakat untuk persiapan agenda
            reforma agraria nasional; (ii) Melaksanakan pendampingan dan


            1.  Pelayanan yang bisa dilakukan meliputi pendaftaran tanah karena: 1).
               Peralihan hak yang sering dikenal dengan balik nama melalui jual-beli,
               waris, hibah, tukar-menukar, dan pembagian hak bersama; 2). pemecahan,
               pemisahan, dan penggabungan sertipikat yang pemohonnya perorangan;
               3). ganti nama, dan; 4). pemberian Surat Keterangan Pendaftaran Tanah
               (SKPT).

                                    — 10 —
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34