Page 28 - Pengembangan Kebijakan Agraria: Untuk Keadilan Sosial, Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlangsungan Ekologis
P. 28

Administrasi Pertanahan dan Larasita: Mengangankan Ruang Negosiasi-Partisipasi Rakyat di Level Desa

             adalah sertipikasi dengan Hak Guna Bangunan , Hak Pakai dan
             Wakaf.
                 Dalam konteks kebijakan pertanahan, pada tahun 2007 di
             Kantor Pertanahan (Kantah) Kabupaten Pacitan dicanangkan
             sebuah program nasional Larasita, yakni administrasi pertanahan
             dengan konsep mobile office. Selain di Pacitan, program nasional
             ini juga dijalankan di beberapa daerah lain yang dipilih menjadi
             pilot project pelaksanaan Larasita. Awalnya Larasita adalah akronim
             dari Layanan Rakyat Untuk Sertifikasi Tanah lalu kemudian dalam
             perkembangannya ditetapkan menjadi konsep kantor bergerak
             yang menjalankan segenap tugas pelayanan dan pengelolaan
             pertanahan.
                 Di BPN Pacitan sendiri, terdapat beberapa program yang
             terkait dengan administrasi pertanahan. Pada umumnya, semua
             program administrasi pertanahan memiliki kesamaan, yaitu
             meletakkan urusan sertifikasi pertanahan dan legalisasi asset sebagai
             titik pijak kegiatan dan fokusnya. Hanya saja, ada beberapa hal yang
             membedakan. Pertama, sumber pendanaan. Beberapa dari program
             administrasi pertanahan itu dibiayai oleh Bank Dunia (PAP dan
             LMPD), sedangkan Larasita, Prona dan Sertifikat Tanah Nelayan
             dibiayai oleh APBN, sementara Proda dibiayai oleh APBD. Kedua,
             skup dan sifat program. Jika program seperti ajudikasi, Prona, Proda
             dan Sertifikat Tanah Nelayan memungkinkan seseorang untuk
             melakukan pendaftaran tanah pertama kali secara gratis (terhadap
             tanah yang sama sekali belum tersertifikasi), maka Larasita hanya
             melayani sertifikasi selain pendaftaran tanah pertama, yaitu seperti
             alih hak (jual-beli), waris, peningkatan hak dan lain sebagainya.
             Keterbatasan ini sebenarnya tidak disebabkan oleh kewenangan
             yang diberikan oleh BPN RI khususnya Peraturan Kepala BPN RI
             Nomor 18 Tahun 2009 tentang tugas Larasita memang terbatas

                                      — 9 —
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33