Page 23 - Pemikiran Agraria Bulaksumur, Telaah Awal Atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo, Masri Singarimbun dan Mubyarto
P. 23
Pemikiran Agraria Bulaksumur
menatap masa depan pelaksanaan reforma agraria di berbagai
tempat dengan kondisi empiris yang berlainan. Melalui perde-
batan yang terjadi dalam studi agraria mungkin kita melihat
perubahan, pergeseran, dan perkembangan studi agraria.
Bernstein (2004) menyebutkan ide-ide baru yang muncul
dalam ruang perdebatan agraria mutakhir yaitu; produktifitas
dan pertumbuhan produktifitas dalam usaha tani, kemiskinan
pedesaan, kesempatan kerja dan penciptaanya di pedesaan, serta
kaitan antara persoalan-persoalan tersebut secara (inter-sektoral)
dengan akumulasi dan pertumbuhan dalam sektro-sektor ekono-
mi yang lain. Secara lebih jauh dan lebih tegas Bernstein menyo-
dorkan situasi dan kondisi (tesis) yang sedang kita hadapi yang
mau tidak mau harus dipertimbangkan secara seksama dalam
studi agraria. Tesis-tesis tersebut memungkinkan kita melakukan
investigasi tentang tipe-tipe produksi pertanian tertentu, bentuk-
bentuk kapital dan tenaga kerja agraria dalam perbedaan ruang
dan waktu untuk memetakan berbagai variasi yang ada. Kecuali
itu juga memberi kita informasi untuk mengidentifikasi peru-
bahan macam apa yang tengah terjadi di depan mata kita. 2
Sementara itu, Borras, Cristobal, dan Lodhi (2006) memetakan
tema-tema yang berkompetisi dalam perdebatan land reform
kontemporer. Tema pertama adalah sejauh mana peranan pasar
‘bebas’ dalam realokasi sumber daya tanah diantara kelas dan
2 Lebih lanjut lihat Henry Bernstein, From Transition to Globalization:
Agrarian Questions of Capital and Labour, International Conference on Land,
Poverty, Social Justice & Development (Natherland: Institute of Social Stud-
ies, 2006) p. 9-10. Juga Bernstein ‘Changing Before Our Very Eyes’: Agrarian
Questions and the Politics of Land in Capitalism Today, Journal of Agrarian
Change, Vol. 4 No. 1 and 2, January and April 2004, pp. 190– 225 via “Kebangkitan
Studi Reforma Agraria di Abad 21” (Yogyakarta: STPN, 2008) hlm. 265-333
4