Page 24 - Pemikiran Agraria Bulaksumur, Telaah Awal Atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo, Masri Singarimbun dan Mubyarto
P. 24
Pendahuluan
kelompok sosial yang berbeda dalam masyarakat sekaligus sektor
dalam perekonomian nasional. Pertanyaan mendasarnya dalam
tema ini adalah apa, bagaimana, dan sampai sejauh mana pasar
‘bebas’ telah meredistribusikan akses dan sumber daya tanah yang
berpihak kepada kaum miskin pedesaan? Tema kedua adalah
peran negara dalam realokasi sumber daya tanah yang pro-poor.
Bagaimana dan sejauh mana negara berperan dalam meredis-
tribusi sumber daya tanah diantara kelas dan kelompok sosial
yang berbeda. Tema ketiga, berusaha menganalisa gerakan petani
dan mobilisasi tanah oleh masyarakat. Keempat adalah tema yang
ingin melihat peran dan kaitan antara masyarakat dan negara
dalam meredistribusi tanah. Melalui tema-tema ini sebenarnya
menarik untuk melihat kasus-kasus di Indonesia, sejauh mana
dinamikanya tengah berlangsung hingga saat ini. Revolusi Hijau,
Transmigrasi, Proyek Sejuta Hektar Lahan Gambut, HPH, dan
sebagainya mungkin hanya dilihat oleh beberapa pihak sebagai
hanya semata-mata kebijakan pertanian, tetapi bila dilihat dari
makna agraria, kebijakan itu mungkin juga termasuk bagian dari
refroma agraria. Tentu saja dengan pemaknaan dan sudut pan-
dang yang berbeda dari reforma agraria yang sesungguhnya.
Memang kebijakan-kebijakan itu melenyapkan masalah reforma
tanah (land reform) dari pertimbangan kebijakan. Khusus untuk
Transmigrasi, Sajogyo (2000) melihatnya sebagai suatu bentuk
reforma agraria meskipun ada pihak yang menolak. Tetapi seti-
daknya, menurutnya, kasus transmigrasi ini dapat diacu dalam
kaitanya dengan dua pola kebijakan lain yaitu pola “pem-
bangunan masyarakat desa” dan pola “pembangunan pertanian”.
Studi agraria kontemporer diwarnai perdebatan antara tiga
kecenderungan yaitu antara mereka yang menganjurkan state-
led land reform, grassroot-initiated land reform, dan market- assisted
5