Page 96 - Politik Kelembagaan Agraria Indonesia: Jalan Terjal Pembentukan Kelembagaan dan Kebijakan Agraria, 1955-2022
P. 96

M. Nazir Salim, Trisnanti Widi R, Diah Retno W.

                        UUPA  dan  lahirnya  UU  No.  86  tahun  1958  tentang
                        Nasionalisasi Perusahaan-perusahaan Milik Belanda di In-
                        donesia. Sebelumnya, dalam Kepanitiaan Agraria yang
                        dibentuk oleh  Sukarno pada  tahun 1948  memasukkan
                        usulan kajian tentang kemungkinan hak milik bagi warga
                        negara asing, akan tetapi kemudian sejalan dengan situasi
                        politik nasional, pertimbangan itu dikeluarkan dari ren-
                        cana kajian dan lebih memilih untuk segera  mencabut
                        semua  aturan  hukum  kolonial  terkait  dengan  tanah
                        (Salim et al.,  2014). Lahirnya  UU Nasionalisasi menjadi
                        titik balik terhadap penguasaan  baru atas  lahan-lahan
                        skala luas  yang  sebelumnya  dimiliki oleh  perusahaan
                        Belanda dan kemudian berpindah tangan menjadi “milik
                        negara”. Sayangnya, tindakan pengambilan perusahaan
                        asing yang gegabah dan tidak diimbangi dengan persiapan
                        SDM dan kepanitiaan menjadi salah satu sebab gagalnya
                        berbagai perusahaan tinggalan Belanda setelah diambil
                        alih  oleh  negara  Indonesia.  Indonesia  tidak  sempat
                        menyiapkan  proses  peralihannya,  termasuk  lembaga
                        pengelola perusahaan hasil nasionalisasi. Sejak dijalankan-
                        nya nasionalisasi, 1957-1960, lebih dari 700 perusahaan
                        Belanda berhasil diambil alih, begitu juga perkebunan
                        dan sekitar 246 pabrik, pertambangan, perbankan, per-
                        kapalan, dan sektor jasa lainnya (Darini & Miftahuddin,
                        2018; Fatimah et al., 2016; Hartana, 2019; Saidin, 2017; Tri-
                        cahyono, 2021; Wasino, 2013).
                            Sudah disinggung di atas, munculnya gagasan nasio-
                        nalisasi terhadap aset atau perusahaan Belanda diakibat-
                        kan  situasi  perundingan  dengan  Belanda  yang  tidak
                        menemukan kata sepakat. Atas perintah presiden, Kabinet

                         60
   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101