Page 92 - Politik Kelembagaan Agraria Indonesia: Jalan Terjal Pembentukan Kelembagaan dan Kebijakan Agraria, 1955-2022
P. 92

M. Nazir Salim, Trisnanti Widi R, Diah Retno W.

                        cukup penting dan berdampak serius bagi perkembangan
                        ekonomi Indonesia yang berbasiskan tanah, yang mana
                        perusahaan-perusahaan asing yang  cukup banyak pasca
                        nasionalisasi menjadi beban bagi Sukarno dalam menen-
                        tukan arah pertumbuhan ekonomi Indonesia.
                            “Kata Sepakat”,  itulah yang diperoleh  Indonesia-
                        Belanda yang dalam perspektif Indonesia relatif merugi-
                        kan karena Indonesia gagal mengambil alih secara kese-
                        luruhan aset-aset Belanda di Indonesia yang bisa diman-
                        faatkan  untuk  membangun ekonomi  Indonesia  pasca
                        merdeka dan membangun kesejahteraan rakyat. Setelah
                        Belanda angkat kaki dari Indonesia (beberapa  sumber
                        menyebut  diusir  dari  Indonesia),  mereka  masih  juga
                        mengangkut  barang-barang  milik warga Belanda lewat
                        beberapa pelabuhan yang disepakati, seperti Jakarta, Sura-

                        baya, Semarang, Makassar, dan pelabuhan lainnya. Hanya
                        harta benda seperti rumah dan tanah serta  perusahaan
                        yang tidak turut serta.
                            Dalam sebuah dokumen yang diterbitkan oleh Jawa-
                        tan Penerangan Jakarta, kesepakatan Indonesia Belanda
                        mengatur pengakuan dan pengembalian hak-hak, konsesi-
                        konsesi, dan izin-izin yang diberikan dengan syah menu-
                        rut hukum Hindia Belanda (Indonesia) dan yang masih
                        berlaku. Artinya, Indonesia mengakui semua harta  pe-
                        ninggalan Belanda di Indonesia sebagai bagian dari kese-
                        pakatan  pernyataan  kemerdekaan. Dengan  demikian,
                        Indonesia tidak bisa menghindar dari proses ganti rugi
                        atas aset-aset Belanda di Indonesia baik tanah,  perusa-
                        haan, dan bangunan yang ditinggalkan. Indonesia tidak

                         56
   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97