Page 216 - Transformasi Masyarakat Indonesia dan Historiografi Indonesia Modern
P. 216
Transformasi Masyarakat Indonesia...
Pada akhir perjalanannya diperoleh ajaran yang sangat luas
dan mendalam bagi orang yang akan menjadi pemimpin negeri
yaitu menjadi seorang raja yang akan memimpin kawula dan
masyarakatnya. Dimulai dengan ucapan Bismillahirrohmanirrakhim
ajaran tentang makna, maksud dan tujuan sholat dan berdo’a
kepada Allah dituturkan secara mendalam. Sesudah itu dite-
ruskan dengan ajaran etika dan moral bagi calon yang akan
menurunkan raja raja, yang intinya agar supaya selalu membawa
syareat Nabi penutup Muhammad S.A.W.
Ditegaskan bahwa kitab ajaran dari Hamengku Buwana I
pendiri negeri Ngayogyakarta yang diberikan pada tahun 1776
ini ditujukan kepada anak cucunya untuk menjadi pegangan dan
tauladan, yang perlu dibaca tanpa mengenal bosan. Petuah dan
pesan yang pokok adalah agar para-putranya mengikuti ajaran
AI Qur’an dan Hadits serta ajaran tentang tatakrama pergaulan
yang baik, tata kepemimpinan dan moral kepribadian yang luhur
dan menjadi raja yang selalu berpedoman pada ajaran agama
Islam.
3. Struktur Penceriteraan
Dari uraian tersebut di atas dapat disimak bahwa penulis
naskah ini membagi uraiannya atas tiga bagian. Bagian pertama
berisi ceritera tentang keluarga Ngabdul Suka, dan bagian
kedua, tentang pedalanan kehidupan anaknya raden Kasim, yang
ternyata telah diramal akan menjadi raja. Bagian terakhir, berisi
tentang petuah dan ajaran etika dan moral sosial dan keagamaan
yang pokok yang menjadi inti ajaran Serat Ngabdul Suka. Tokoh
Ngabdul Suka hanya muncul pada bagian pertama, sedangkan
pada bagian kedua dan ketiga lebih ditonjolkan pada tokoh
calon raja yaitu putranya Raden Kasim.
Bagian pertama secara simbolis penulis naskah ingin mem-
bungkus substansi ajaran moral yang dikehendakinya, yaitu
orang yang tawaduq, sabar dan pemurah hati, sebagai mani-
festasi orang yang iman dan taqwa, dalam penamaan tokoh
195