Page 212 - Transformasi Masyarakat Indonesia dan Historiografi Indonesia Modern
P. 212
Transformasi Masyarakat Indonesia...
kannya sebagai raja di Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Petuah dan ajaran itu dituturkan kembali oleh Sultan Hamengku
Buwana ke V pada tahun 1847 dalam bentuk karya tulis yang
disebut sebagai Serat Ngabdul Suka. Tokoh yang diceriterakan
dalam naskah ini pertama adalah Ngabdul Suka dan kedua
adalah putranya yaitu Raden Kasim yang kemudian menjadi
tokoh pelaku penerima ajaran yang paling utama. Sementara
tokoh-tokoh lainnya berkedudukan sebagai tokoh pengiring
saja.
Berikut ini akan disajikan tinjauan singkat tentang pokok-
pokok isi Serat Ngabdul Suka untuk dapat disimak makna dari
petuah dan ajaran yang terrkandung dalam serat ini. Pertanyaan
penting yang menarik untuk ini antara lain ialah bagaimanakah
penulis naskah ini menarasikan isi petuah dan ajaran yang ingin
disajikan kepada pembacanya? Ajaran nilai-nilai filosofis apa
saja yang ditekankan dalam naskah ini?
2. Ringkasan Ceritera
Serat Ngabdul Suka mulai ditulis pada hari Jum’at Kliwon
tanggal 26 Jumadil Akhir Tahun Dal 1775 atau 11 Juni 1847.
Serat ini merupakan garapan Sultan Hamengku Buwana Senapati
Ingalaga Ngabdurahman Sayidin Panatagama Kalipatullah Ke
Lima yang menduduki tahta di Negeri Yogyakarta Hadiningrat.
Sultan ingin menyusun ceritera tentang adanya seorang hamba
Tuhan yang bernama Ngabdul Suka yang berwatak sangat pe-
murah hati dan dermawan, apa saja yang diminta orang akan
diberikan. Istrinya mengeluh, tetapi ia tetap bersikukuh pada
prinsip hidup yang dianutnya, sehingga ketika ada orang yang
datang meminta pakaian, tikar bantal dan bahkan rumah yang
dimilikinya pun ia berikan, sehingga ia harus pergi meninggal-
kan rumahnya. Sebagai akibat kedermawaannya itu, ia bersama
istri dan empat orang anaknya, yaitu Karmat, Gebas, Kasan
dan Kasim, terpaksa pergi ke tempat lain tanpa arah tujuan yang
jelas dan terlunta-lunta. Namun, Ngabdul Suka tetap sabar dan
191