Page 235 - Transformasi Masyarakat Indonesia dan Historiografi Indonesia Modern
P. 235

Djoko Suryo

            pelaksana pemerintahan kerajaannya.
                Sejalan dengan perubahan sejarah dari masa tradisional ke
            masa kolonial dan masa kemerdekaan, maka terjadilah per-
            geseran kedudukan, peran dan konsepsi tentang raja di Kraton
            Yogyakarta. Salah satu di antaranya ialah terjadinya pergeseran
            dari konsep raja sebagai pemegang kekuasaan yang datang dari
            Tuhan Yang Maha Kuasa (devine king) ke konsep raja sebagai
            “pemimpin rakyat” (popular king) atau “Tahta untuk Rakyat”
            dan atau “raja simbolik”. Konsep raja yang pertama secara
            umum berlaku dari masa Pemerintahan Sultan Hamengku
            Buwana 1 (1749-1792) sampai Sultan Hamengku Buwana VIII
            (1921-1938) yang berlangsung dari masa awal berdirinya Kraton
            Yogyakarta sampai menjelang berakhirnya pemerintahan
            Kolonial Belanda (1939) atau Pecahnya Perang Dunia II. Semen-
            tara yang kedua terakhir berlaku pada masa Sultan Hamengku
            Buwana IX dan Sultan Hamengku Buawan X menduduki tahta.
            Sultan Hamengku Buwana IX menduduki tahtanya pada periode
            1939-1988, yang berlangsung dari masa berakhinya penjajahan
            Belanda, diteruskan pada masa pendudukan Jepang (Japanese
            occupation,  1942-1945), sampai dengan masa kemerdekaan
            (1988). Adapun Sultan Hamengku Buwana X, menggantikan tah-
            ta ayahnya sejak 1988 hingga sekarang.
                Perlu dikemukakan, bahwa sekalipun sejak 1831 Kraton
            Yogyakarta berkedudukan sebagai bagian dari Daerah Praja
            Kejawen (Vorstenlanden) yang ada di bawah naungan Pemerintah
            Kolonial Belanda, namun secara internal Sultan pada masa itu
            masih memiliki otoritas tradisionalnya, sehingga kedudukan
            dan kekuasaan tradisionalnya secara lokal masih berlaku. Na-
            mun, ketika Sultan Hamengku Buwana IX menyatakan diri bah-
            wa sejak proklamasi kemerdekaan (17-8-1945) daerah Kesultanan
            Yogyakarta menjadi bagian wilayah Negara Republik Indone-
            sia, maka sejak itu pula secara langsung Sultan menyatukan diri
            ke dalam kancah perjuangan Bangsa Indonesia untuk ikut
            menegakkan Republik Indonesia. Perjuangan dan dedikasinya

            214
   230   231   232   233   234   235   236   237   238   239   240