Page 265 - Transformasi Masyarakat Indonesia dan Historiografi Indonesia Modern
P. 265
Djoko Suryo
Oktober 2004 lalu Kraton Yogyakarta menjadi pusat penyeleng-
garaan Festival Kraton Nusantara ke IV, dalam rangka untuk
menghimpun bekas kraton kraton nusantara untuk membangun
pusat pusat kebudayaan lokal di daerahnya masing-masing
dengan tujuan untuk menggali nilai-nilai budaya lokal serta
kearifan budaya lokal yang dapat digunakan sebagai sarana
perekat kesatuan bangsa.
Berpangkal dari pemikiran di atas, maka pengkajian kom-
paratif Kesultanan Melayu Nusantara perlu dikembangkan da-
lam rangka untuk menggali nilai nilai luhur serta kearifan lokal
yang dimiliki oleh kesultanan di Dunia Melayu Nusantara yang
dapat disumbangkan sebagai sarana untuk membangun per-
saudaran antara bangsa di Dunia Melayu khususnya dan dunia
Asia Tenggara pada umumnya.
Pahang, Desember 2005
Daftar Pustaka
AI Azmeh, Aziz., Muslim Kingship. Power and the Sacred in Mus-
lim, Christian, and Pagan Polities. London New York:
I.B. Tauris Publishers, 1997.
Atmakusumah (ed.), Tahta untuk Rakyat. Celah celah Kehidupan
Sultan Hamengku Buwono LY. Jakarta: PT Gramedia,
1982.
Babad Mangkubumi, MS. Kraton Yogyakarta.
Babad Tanah Djawi. De Prozaversie van Ng. Kertapradja, Ingeleid
door J.J. Ras. Leiden: KITLV, 1987.
Chamamah Suratno, Michael Vetiiotis, Djoko Suryo, C. Bakdi
Sumanto, GBH Joyokusumo, dan Y. W. Junardy (eds.),
Kraton Jogia: History and Cultural Heritage. Jakarta: PT
Jayakarta Agung Offset, 2002.
Heine Geldern, Robert., Conceptions of State and Kingship in Souht-
east Asia. Second Printing. lthaca, New York: Southeast
Asia Program Department of Asian Studies, Cornell
University, 1958.
244