Page 260 - Transformasi Masyarakat Indonesia dan Historiografi Indonesia Modern
P. 260

Transformasi Masyarakat Indonesia...

               tahan dalam kraton, disebut Parentah Ageng Kraton yang ber-
               fungsi untuk mengkoordinasi semua lembaga urusan dalam kra-
               ton yang secara operasional ditangani oleh Kawedanan Hageng
               Punakawan dan Kawedanan Ageng. Keduanya langsung di bawah
               pengawasan sultan. Demikian juga Sultan secara pribadi me-
               mimpin lembaga pemerintahan luar kraton, yang dibagi atas
               beberapa departemen yang disebut Paniradya Pati dan masing
               masing dipimpin oleh seorang bupati. Daerah luar kraton dibagi
               menjadi lima wilayah kabupaten, yang masing masing juga di-
               pimpin oleh seorang bupati.
                   Perubahan mencapai puncaknya setelah masa kemerdekaan,
               yaitu ketika Kesultanan Yogyakarta bergabung dan mengin-
               tegrasikan diri ke dalam Negara Republik Indonesia pada 1945.
               Sejak itu pemerintahan Kesultanan Yogyakarta diubah dan di-
               akui menjadi daerah pemerintahan istimewa di dalam wilayah
               Republik Indonesia yang disebut Daerah Istimewa Yogyakarta
               dan Sultan menjadi gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Sejak
               itu Sultan melancarkan proses modernisasi atau pembaharuan
               dalam pemerintahan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk
               mengawali sistem pemerintahan yang modern di tingkat desa,
               Sultan membentuk Majelis Permusyawaratan Rakyat Desa (MPR
               Desa), Dewan Perwakilan Rakyat Desa (DPR Desa) dan Pamong
               Kelurahan.  Di tingkat pemerintahan daerah kota. Sultan
               mereorganisasi Rukun Tetangga dan Rukun Kampung sebagai ke-
               satuan administrasi pemerintahan yang menggunakan pende-
               katan swadaya masyarakat. Dalam struktur pemerintahan yang
               baru itu Sultan Hamengku Buwana IX melanjutkan posisinya
               sebagai kepala pemerintahan internal dalam kraton dan juga
               sebagai Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.

               4. Beberapa Segi Warisan Budaya: Sastra, Seni, Tradisi, dan
                  Pusaka Kraton

                   Sebagai pusat kebudayaan kraton Kesultanan Yogyakarta
               juga memiliki warisan karya sastra yang cukup penting. Tradisi

                                                                        239
   255   256   257   258   259   260   261   262   263   264   265