Page 256 - Transformasi Masyarakat Indonesia dan Historiografi Indonesia Modern
P. 256

Transformasi Masyarakat Indonesia...

               masih cukup diakui oleh masyarakat Jawa di Daerah Istimewa
               Yogyakarta, dan juga oleh masyarakat Indonesia pada umumya,
               sekalipun di lingkungan kraton ia tidak lebih sebagai “Raja Kul-
               tural”. Dengan demikian, ditengah tengah perubahan jaman
               yang meng-global ini, simbol “Raja Jawa” di Kraton Yogyakarta
               terasa masih hidup dan mungkin akan hidup terus (never end-
               ing).


               3. Sistem Politik dan Pemerintahan
                   Secara tradisional komunitas masyarakat di lingkungan Ke-
               sultanan Yogyakarta terbagi atas tiga lapisan sosial. Lapisan
               pertama, merupakan lapisan yang paling atas, ditempati oleh
               Sultan yang berkedudukan sebagai raja yang mendapat legiti-
               masi sebagai pemegang mandat kekuasaan yang suci dan terting-
               gi dari Yang Maha Kuasa. Lapisan kedua, diduduki oleh go-
               longan aristokrasi atau priyayi (bangsawan, nobles), yang terdiri
               atas keluarga terdekat Sultan (anak dan sanak keluarga terde-
               katnya) dan keluarga lainnya yang disebut Sentana Dalem. Secara
               struktural golongan ini merupakan golongan elite kraton yang
               memegang kedudukan sosial tertinggi di lingkungan kraton
               maupun luar kraton, karena kedekatan hubungan kekerabatan
               dan genealogisnya dengan Sultan. Mereka tinggal di dalam
               istana atau di wilayah Ibu Kota Kesultanan yang disebut Negara
               Agung atau Negari. Adapun lapisan yang ketiga atau lapisan yang
               paling bawah, diduduki oleh mereka yang sebagian besar ting-
               gal di luar kraton atau di daerah pedesaan, yang disebut sebagai
               kawula atau rakyat pada umumnya.
                   Secara teritorial pemerintahan Kesultanan Yogyakarta pada
               masa tradisional terbagi atas beberapa lingkaran konsentris,
               yaitu lingkaran pusat dan lingkaran di luar pusat atau daerah.
               Lingkaran pusat terdiri atas wilayah ibu kota kerajaan yang
               disebut Negari, dan Negara Agung (wilayah pusat kerajaan), yang
               termasuk di dalamnya adalah Narawita Dalem (wilayah tanah
               miliki raja). Lingkaran di luar Negara Agung berupa wilayah

                                                                        235
   251   252   253   254   255   256   257   258   259   260   261