Page 257 - Transformasi Masyarakat Indonesia dan Historiografi Indonesia Modern
P. 257

Djoko Suryo

            daerah kekuasaan kerajaan disebut Mancanegara (the outer prov-
            inces). Wilayah Negara Agung ini sesungguhnya meliputi wilayah
            istana sultan yang berfungsi sebagai ibu kota kerajaan yang seca-
            ra langsung berada dalam administrasi pemerintahan kraton,
            termasuk tanah lungguh atau tanah jabatan (appanage lands), yang
            merupakan bagian sumber pendapatan bagi rumah tangga
            kraton.
                Di bawah Sultan, administrasi pemerintahan ditangani oleh
            lembaga pemerintahan yang dipimpin oleh Kepala Administrasi
            Pemerintahan Kerajaan yang disebut Patih, yang terbagai atas
            dua orang Patih, sesuai dengan pembagian bidang tugasnya ma-
            sing masing. Pertama, disebut Patih Njero (Kepala Administrasi
            Pemerintahan Internal, di dalam Negara Agung), yang mena-
            ngani urusan pemerintahan di dalam kraton. Kedua, Patih Njaba
            (Kepala Administrasi pemerintahan daerah Luar Kraton), yang
            menangani urusan pemerintahan daerah Mancanegara dan urusan
            yang berkaitan dengan hubungan kraton dengan pihak luar,
            terutama dengan Pemerintah Belanda. Hubungan pemerintahan
            kraton dengan pemerintah Belanda, berlangsung sejak zaman
            VOC (abad ke-18) sampai pada masa Pemerintahan Hindia Be-
            landa berkuasa di Indonesia pada 1800 1942. Hal ini menjadi
            penting terutama ketika Kesultanan Yogyakarta berada di ba-
            wah pengaruh kekuasaan Pemerintah Kolonial Belanda. Perlu
            dicatat, bahwa secara historis berakhirnya Perang Diponegoro
            (1825-1830), Sultan Yogyakarta harus menandatangani perjanjian
            dengan Pemerintahan Kolonial Belanda pada 1830 dan 1831 yang
            menyebabkan wilayah Kesultanan Yogyakarta diperkecil dan
            berkedudukan sebagai wilayah Praja Kejawen (Vorstenlanden, the
            Principalities) di bawah kekuasaan Pemerintah Belanda. Sejak
            itu Patih Njaba memiliki tugas penting untuk menangani hu-
            bungan kraton dengan pemerintah Belanda lewat pejabat Resi-
            den Belanda yang ditugaskan di Kota Yogyakarta.
                Kedua orang patih tersebut di atas membawahi departemen
            pemerintahan yang disebut Kanayakan, yang mengurus rumah

            236
   252   253   254   255   256   257   258   259   260   261   262