Page 81 - Transformasi Masyarakat Indonesia dan Historiografi Indonesia Modern
P. 81

Djoko Suryo

            beberapa jenis sejarah yang disebutkan di atas sudah dapat
            mengantar pembicaraan yang akan disampaikan berikut ini,
            yaitu tentang Sejarah Sosial. Uraian berikut ini sekedar mem-
            berikan ulasan singkat mengenai apa yang dimaksud dengan
            kajian Sejarah Sosial, bagaimana kedudukan dan fungsinya da-
            lam kajian sejarah, dan bagaimana perkembangan dan pros-
            peknya di masa depan di Indonesia.


            2. Sejarah Sosial: Masalah, Kedudukan dan Fungsinya
                Dari uraian di atas, dapat dijelaskan. bahwa Sejarah Sosial,
            hanyalah sebuah jenis kaiian sejarah yang timbul dari hasil
            perkembangan sejarah kajian sejarah. Sejarah Sosial (SS) me-
            miliki awal perkembangannya pada abad 19 di Barat, bersamaan
            dengan pertumbuhan kajian ilmu ilmu sosial di samping Ilmu
            Humaniora. Pertumbuhan SS pada dasarnya dipengaruhi oleh
            pertumbuhan Ilmu-Ilmu Sosial (IIS) dan Ilmu Pengetahuan Alam
            (IPA), di satu pihak, dan perubahan masyarakat, di pihak lain.
                Besarnya pengaruh perkembangan IPA (natural sciences),
            telah mempengaruhi kajian tentang manusia dan masyarakat,
            yaitu IIS, yang kemudian juga mempengaruhi bidang kajian seja-
            rah. Sejarah dinyatakan sebagai bidang ilmu, sehingga sejarah
            harus memiliki perangkat ilmu seperti yang dimiliki ilmu-ilmu
            lainnya, seperti teori, metodologi, metode, pendekatan, analisa
            dsb. Perkembangan ini mendorong lahirnya kajian sejarah kritis
            dan modern (modern critical histórical studies), yang kemudian
            mendasari perubahan orientasi, perspektif, pendekatan, meto-
            de, dan eksplanasi sejarah secara lebih luas dan komprehensif,
            dari pada kajian sejarah yang konvensional.
                Sejarah Politik (SP) yang telah lama menjadi model kajian,
            dianggap konvensional, karena visi, orientasi, dan pendekatan-
            nya yang lebih terpusat pada golongan penguasa, elite, raja,
            istana, dan negara, dan tidak ada golongan dan tingkat yang
            sebaliknya. Sejarah Politik yang konvensional dianggap kurang
            memuaskan, maka lahir perhatian kajian sejarah yang baru, yaitu

            60
   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86