Page 99 - Transformasi Masyarakat Indonesia dan Historiografi Indonesia Modern
P. 99
Djoko Suryo
kan atas kriteria atau unit kajian misalnya, unit geografis
administratif, geo kultural, jenis komunitas, dan entitas sosio
kultural. Misalnya, sejarah lokal atas wilayah administratif
propinsi, kabupaten, kecamatan, dan desa; serta komunitas
kehidupan perkotaan, pedesaan, lingkungan pantai,
pedalaman, dan sebagainya.
2) Aspek demografis perlu diperhatikan apabila penulisan akan
menyoroti perubahan sosial ekonomi, politik, atau masalah
perkembangan perekonomian, masalah kependudukan, dan
persoalan sosial.
3) Masalah kekerabatan atau genealogi menjadi penting apa-
bila penulisan sejarah harus membahas persoalan etnisitas,
elite sosial, struktur dan stratifikasi sosial suatu masyarakat
lokal.
4) Sejarah perkotaan menjadi penting apabila kajian sejarah
lokal menyangkut komunitas kehidupan perkotaan atau
masalah perkotaan, misalnya masalah kota pemerintahan,
ibu kota, kota pelabuhan, kota industri, kota wisata, kota
keagamaan, atau kota kolonial, dan sebagainya.
5) Sejarah pedesaan menjadi perlu diperhatikan apabila penu-
lisan sejarah memiliki pusat pembahasan tentang kehidupan
masyarakat petani atau kehidupan suatu desa, dan masalah
lingkungan pertanian.
6) Aspek kelas sosial atau golongan sosial menjadi sangat pen-
ting apabila penulisan sejarah memusatkan perhatiannya
atau menyangkut pada persoalan golongan sosial tertentu,
misalnya golongan penguasa, raja, bangsawan, pemimpin
lokal, elite lokal, kaum terpelajar, intelektual, kyai, ulama,
wiraswasta, pengusaha, konglomerat, dan sebagainya. Go-
longan sosial lainnya dapat diidentifikasikan, misalnya,
kaum pemuda, wanita, petani, buruh, dan nelayan atau
yang sejenis.
7) Segi “mentalities” atau kesadaran lokal, identitas lokal, atau
jati diri, dan segi-segi moralitas dan spiritualitas juga meru-
78