Page 107 - Ranah Studi Agraria: Penguasaan Tanah dan Hubungan Agraris
P. 107
Ranah Studi Agraria
lah buruh tani.
Sebenarnya sukar sekali mengukur pengaruh tebasan ter-
hadap penggunaan tenaga kerja dalam suatu panen padi, kare-
na pemilik sawah tak pernah tahu berapa banyak jumlah orang
yang ikut serta mengerjakan sawahnya. Bahkan ketika kami
sendiri mencoba menghitung, memang sulit memperoleh jum-
lah orang yang ikut serta dalam suatu panen. Sebab bagitu
banyak orang yang terus-menerus dan secara bergelombang
turun ke sawah sampai panen selesai, dan juga sukar sekali
membedakan mana pemotong padi yang sebenarnya, dan
mana yang cuma ikut memotong sisa-sisa padi yang tertinggal.
Sedangkan penebas bisa lebih tahu tentang jumlah orang yang
ikut panen, karena mereka sebagian memilih orang-orangnya
dan sebagian mengundang beberapa buruh tani itu. Hanya
dengan benar-benar secara teliti sekali menghitung orang yang
turun ke sawah, kita bisa memperoleh jumlah angka pemotong
padi yang mendekati sesungguhnya. Pada Desa No. 2 penulis
menyaksikan dua kali panenan dan menghitung jumlah orang
yang ikut serta. Panen pertama dilakukan oleh petani pemilik
sawah, dan yang kedua oleh penebas. Pada kedua panenan
tersebut digunakan alat sabit untuk memotong jenis C4. Panen
oleh petani, dilakukan di atas sawah seluas 0,24 hektar dengan
kira-kira 100 orang ikut serta dalam panen itu, yang berarti
425 orang per hektar. Pada panen sawah yang dilakukan oleh
penebas, luas sawahnya 0,54 hektar dan dikerjakan oleh 105
orang yang berarti 194 orang per hektar. Penebas ternyata
cukup menggunakan tenaga kerja yang 46% lebih sedikit diban-
dingkan yang dipakai petani untuk menggarap panen dengan
alat sabit yang sama. Perbedaan yang lebih mencolok dilapor-
38