Page 110 - Ranah Studi Agraria: Penguasaan Tanah dan Hubungan Agraris
P. 110
Sistem Tebasan, Bibit Unggul dan ...
desa mereka sendiri. Jika penebas melakukan panen di desa
lain, maka di Desa No. 1 penebas akan membawa orang-orang
dari desanya sendiri suatu rata-rata sebesar satu setengah dari
jumlah orang yang ikut serta panen. Di Desa No. 2 penebas
membawa 100% dari penduduk desanya sendiri untuk meng-
garap panen di lain-lain desa. Alasan utamanya ialah untuk
proteksi. Masyarakat dari desa-desa lain tidak senang dengan
para penebas yang membatasi jumlah pemotong padi, mengu-
rangi upah dan menggunakan orang-orang luar untuk meng-
garap panen di desa mereka. Karena itu, penebas akan merasa
lebih aman jika ia mempunyai kawan-kawan dari desanya sediri
untuk menolong jika terjadi pertikaian di desa lain . Tentu
24
penebas ini mempunyai alasan-alasan mengapa ia harus mem-
batasi jumlah pemotong padi. Di Desa No. 1, 33% menyebut
bahwa pembatasan itu perlu, agar lebih mudah mengontrol
hasil panen, dan 33% menyebut supaya hasil panen tidak
banyak yang rusak bila hanya sedikit orang yang ikut serta.
Sebanyak 67% penebas di Desa No. 2 mengemukakan alasan
bahwa mereka harus menurunkan biaya panen. Ada berbagai
cara pembatasan yang dilakukan, di antaranya ialah penebas
hanya mempekerjakan pemotong-pemotong padi yang sama
secara permanen. Cara lain yang digunakan penebas di Desa
No. 1 ialah dengan mengatur masa panen sedemikian rupa
24 Pada beberapa desa sampel lainnya di Jawa, beberapa petani
besar mengatakan bahwa salah satu alasan mereka tidak mau
menggunakan sabit untuk menggarap panenya ialah karena alat
itu terlalu berbahaya. Sabit dapat dipakai sebagai senjata yang
bisa mematikan jiwa seseorang.
41