Page 97 - Ranah Studi Agraria: Penguasaan Tanah dan Hubungan Agraris
P. 97
Ranah Studi Agraria
ini di mana dulunya merupakan suatu mekanisme yang ideal
untuk menunjang semua yang berada di desa, setelah berta-
hun-tahun kemudian berubah menjadi suatu cara yang dipakai
buruh tani untuk mengeksploitir para pemilik sawah. Pada
zaman yang lampau tidak banyak tenaga kerja tani pada waktu
musim panen, hingga hal ini mendorong para petani pemilik
sawah untuk menawarkan bawon (bagian hasil panen) yang
cukup besar kepada buruh tani yang mau menggarap sawah-
nya. Ketika jumlah penduduk makin meningkat, kelangkaan
tenaga kerja pada musim panen makin menurun, namun tradisi
tetap saja tak berubah. Bahkan sampai waktu belakangan ini,
buruh tani penggarap panen masih menuntut haknya yang
tradisionil dan tetap menuntut jumlah bawon yang sama, seka-
lipun mereka bekerja dalam keadaan yang sudah sangat beru-
bah. Perlawanan terhadap penggunaan sabit (arit) sebagai su-
atu inovasi cara baru untuk memotong padi secara lebih efisien
bahkan telah terjadi sejak tahun 1926, yang berakar dalam
kekhawatiran para buruh tani terhadap setiap perubahan yang
bisa menghancurkan sistim bawon .
8
Sejak dini hari sejumlah wanita dan gadis remaja yang bu-
kan main banyaknya akan berkumpul sepanjang tebing-tebing
sawah yang mereka anggap akan melakukan panen. Ketika pe-
milik sawah itu muncul, mereka segera menyerbu turun ke
sawah, mengambil tempat-tempat yang strategis, dan dengan
ani-ani di tangan segera memotong dan mengikat padi sebanyak
8 J. Van Gelderen, “The Economics of the Tropical Economy”, dalam
Indonesian Economics-The Concept of Dualism in Theory and Practice, W.
van Hoeve Publishers Ltd., the Hague, 1966, hal. 138.
28