Page 99 - Ranah Studi Agraria: Penguasaan Tanah dan Hubungan Agraris
P. 99
Ranah Studi Agraria
10
telah terganggu . Berbagai tekanan, apakah baik atau buruk,
dari dalam atau dari luar, makin banyak dirasakan oleh para
petani, buruh tani, pedagang dan pimpinan desa. Para petani
sementara itu menyadari bahwa pola ikatan patron-klien seperti
itu merupakan beban yang terlalu berat, hingga mereka mencari
berbagai cara untuk mengurangi beban tersebut .
11
Dengan adanya peningkatan jumlah penduduk, jumlah
buruh tani juga meningkat. Akan tetapi peningkatan jumlah
penduduk tersebut dan tradisi masyarakat desa untuk men-
cukupi semua kebutuhan warganya, ternyata tidak mungkin
bisa ditampung oleh perekonomian desa yang punya sumber
terbatas . Tanggung jawab sosial para petani makin besar, karena
12
jumlah buruh tani yang tak punya tanah makin meningkat terus.
Sementara itu, diperkenalkannya teknologi padi baru, merang-
sang petani untuk berfikir secara lebih komersil. Akibatnya,
prinsip saling menolong dalam pola patron-klien mulai dirasa-
kan sebagai beban berat yang ingin dielakkan oleh para petani.
Keinginan untuk memperbaiki kedudukan seseorang dalam
hubungannya dengan kesejahteraan masyarakat ini ternyata
secara langsung bertentangan dengan nilai-nilai tradisional
masyarakat desa. Di masa lampau, mereka yang lebih berada
akan memikul kewajiban moril untuk mendistribusikan keka-
yaannya, dengan memberi pinjaman yang tak akan dibayar kem-
10 Gerrit Huizer, Peasant Mobilization and Land Reform in Indonesia,
Institute of Social Studies, Occasional Papers, the Hague, Nether-
lands, 1972, hal. 8.
11 Widya Utami, “Tebasan, Suatu Gejala Sosial Ekonomis”, Tjakra-
wala, LPIS, Universitas Satya Wacana, Salatiga
12 Justus M. Van der Kroef, op.cit., hal. 419.
30