Page 137 - Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria, 2006-2007 Bunga Rampai Perdebatan
P. 137

M. Shohibuddin & M. Nazir S (Penyunting)

            pemerintah di tiap negara diharapkan bisa diminimalisasi,
            dan pasar bisa berguna untuk memberdayakan rakyat,
            terutama yang miskin.
                Liberalisasi pasar tanah ini ternyata tidak menyebabkan
            pemberdayaan rakyat miskin. Hingga saat ini, fakta yang
            terlihat malah sebaliknya. Bersama dengan memburuknya
            tata ekonomi dunia, kebijakan pertanian dan konteks mak-
            roekonomi negara yang didominasi Amerika Serikat, Eropa
            Barat, Jepang, Australia dan beberapa perusahaan multi-
            nasional raksasa, maka yang terjadi adalah semakin mudah-
            nya rakyat miskin (dalam hal ini petani) kehilangan tanah-
            nya. Sementara yang lain masih tidak sanggup untuk menda-
            patkan tanah.
                Kebangkrutan petani di berbagai negara banyak menye-
            babkan mereka harus menjual atau menggadaikan tanahnya.
            Di berbagai bagian, tanah dijual untuk melanjutkan hidup
            kepada bank sebagai penjamin pasar tanah, atau kepada
            perusahaan agro-ekspor.
                Perlu diingat bahwa tidak hanya struktur kepemilikan
            tanah yang timpang, karena sumber daya agraria mencakup
            lebih luas dari itu. Proyek-proyek pembangunan Bank Dunia
            dan penetrasi pasar yang dipromosikannya juga semakin
            merusak keseimbangan struktur kepemilikan sumber daya
            agraria lainnya seperti air, sumber daya alam, dan juga ling-
            kungan hidup.


            Sejarah pembaruan agraria dan pengalaman lintas negara
                Pembaruan agraria sebenarnya bukanlah isu baru bagi
            dunia. Di masa kerajaan hingga jaman negara (nation-state),
            sebenarnya ide-ide tentang suatu upaya korektif untuk

            90
   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142