Page 280 - Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria, 2006-2007 Bunga Rampai Perdebatan
P. 280

Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria 2006-2007

               No. 6/ 1994 tentang Perubahan Iklim, UU No. 41/ 1999
               tentang Kehutanan dan UU No. 32/ 1997 tentang Penge-
               lolaan Lingkungan Hidup. Sedangkan di tingkat global,
               pengelolaan hutan Indonesia terikat dengan berbagai komit-
               men Internasional diantaranya KTT Bumi (UNCED) tahun
               1990 yang tertuang antara lain dalam Deklarasi Rio dan
               Agenda 21, pedoman ITTO tahun 1990 tentang Pengelolaan
               Hutan Lestari, serta Kyoto Protocol tahun 2000. Di tingkat
               lokal, pemerintah juga harus menghormati hak-hak atau
               perijinan yang telah diberikan kepada pihak ketiga yaitu
               perusahaan pemegang HPH-HTI demi kepastian hukum
               dan kepastian berusaha, sehingga tidak bisa semena-mena
               memberikan arealnya kepada pihak lain.
                   Saat ini seluruh hutan di Indonesia telah ditunjuk oleh
               menteri baik melalui penunjukan kawasan hutan register
               pada jaman Kolonial Belanda, penunjukan parsial oleh
               Menteri Pertanian/ Menteri Kehutanan, maupun penun-
               jukan kawasan hutan wilayah propinsi.
                   Proses penunjukan kawasan hutan seluas 120,35 ha
               tersebut ditempuh malalui kesepakatan-kesepakatan di
               daerah yaitu melalui pemaduserasian antara penunjukan
               kawasan hutan “lama” yang lebih dikenal dengan nama Tata
               Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) dengan Rencana Tata
               Ruang Wilayah Propinsi (RTRWP). Berdasarkan kesepa-
               katan-kesepakatan pemaduserasian TGHK dengan
               RTRWP di daerah itulah, selanjutnya Departemen Kehu-
               tanan “melegalkan secara hukum” sepanjang menyangkut
               kawasan hutan untuk selanjutnya ditunjuk sebagai kawasan
               hutan melalui pengesahan Peta Penunjukan Kawasan Hutan
               Wilayah Propinsi.

                                                                  233
   275   276   277   278   279   280   281   282   283   284   285