Page 285 - Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria, 2006-2007 Bunga Rampai Perdebatan
P. 285
M. Shohibuddin & M. Nazir S (Penyunting)
memungut dari hutan alam dan melalui budidaya. Hutan
produksi yang seluruhnya 66,33 juta hektar, diarahkan untuk
memproduksi kayu melalui pengelolaan hutan secara lestari.
3.1.2. Pemanfaatan Kawasan Untuk Pembangunan Non
Kehutanan
Dalam rangka menunjang pembangunan di luar ke-
hutanan, Departemen Kehutanan telah mencadangkan ka-
wasan hutan produksi yang dapat dikonversi (HPK) untuk
perkebunan, peternakan, pertanian, transmigrasi, pengem-
bangan wilayah dan lain-lain. Hutan produksi yang dapat
dikonversi (HPK) adalah kawasan hutan produksi yang
secara ruang dicadangkan untuk digunakan bagi pengem-
bangan pembangunan di luar kehutanan dalam rangka me-
ningkatkan pembangunan lintas sektor dan sub sektor serta
kegiatan ekonomi sekitarnya. Berdasarkan Peraturan Peme-
rintah No. 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Hutan. Kri-
teria hutan produksi yang dapat dikonversi (HPK) adalah
kawasan hutan dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah
dan intensitas hujan setelah masing-masing dikalikan
dengan angka penimbang jumlah 124.
Dari luas HPK yang dicadangkan oleh Departemen Ke-
hutanan pada awal tahun 1980-an semula seluas 32,1 juta
hektar, saat ini tinggal tersisa seluas 13,8 juta hektar (di
luar provinsi Kalimantan Tengah, Riau dan Kepulauan Riau
yang masih dalam proses pemaduserasian) akibat telah di-
konversi menjadi bukan kawasan hutan maupun perubahan
akibat proses pemaduserasian TGHK dengan Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) yang tidak terelakkan.
238