Page 281 - Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria, 2006-2007 Bunga Rampai Perdebatan
P. 281

M. Shohibuddin & M. Nazir S (Penyunting)

                Saat ini proses pemaduserasian antara TGHK dengan
            RTRWP tinggal menyisakan 3 (tiga) propinsi yaitu Kali-
            mantan Tengah, Riau dan Kepulauan Riau. Namun demi-
            kian, seiring dengan dinamika pembangunan yang begitu
            cepat, euforia reformasi dan otonomi daerah serta peme-
            karan wilayah provinsi dan kabupaten yang prosesnya juga
            didasarkan atas undang-undang, Departemen Kehutanan
            terus melakukan koordinasi dengan berbagai stake holders
            untuk merumuskan luas kawasan hutan yang optimal pada

            suatu wilayah.
                Saat ini sebagaian besar kawasan hutan tersebut telah
            ditata batas di mana bupati/ walikota bertindak selaku Ke-
            tua Panitia Tata Batas (PTB). Hasil penataan batas selan-
            jutnya ditetapkan oleh Menteri Kehutanan sebagai landasan
            pengelolaan hutan.
                Melalui proses bottom-up tersebut diharapkan terwujud
            suatu kawasan hutan yang mantap sesuai fungsi dan perun-
            tukannya sebagai landasan pengelolaan hutan lestari yang
            dicirikan antara lain oleh adanya kawasan hutan yang jelas
            batas, letak serta luasnya baik secara yuridis formal/ legal
            maupun legitimate berupa pengakuan oleh masyarakat.


            II. KEADAAN KAWASAN HUTAN SAAT INI

            2.1 Luas dan Fungsi Kawasan Hutan
                Luas kawasan hutan berdasarkan penunjukan kawasan
            hutan dan perairan adalah seluas 120,35 juta hektar. Luasan
            tersebut tidak termasuk kawasan hutan pada 3 (tiga) provin-
            si yang belum ditetapkan penunjukan kawasan hutan dan
            perairannya yaitu Provinsi Riau, Kepulauan Riau, dan Kali-

            234
   276   277   278   279   280   281   282   283   284   285   286