Page 169 - Seluk Beluk Masalah Agraria : Reforma Agraria dan Penelitian Agraria
P. 169

Gunawan Wiradi

            Hutang luar negeri digalakkan, dan modal asing diminta-minta
            untuk datang. “Betting on the strong!”  Bertumpu kepada pe-
            modal kuat. Tidak bertumpu kepada rakyat.
                Keempat, pada akhir dekade 1980-an kebetulan negara-
            negara sosialis runtuh. Peta politik dunia pun berubah. Gera-
            kan kapitalisme internasional mulai meluas secara leluasa.
            Kampanye “globalisasi ekonomi” mulai bergemuruh suaranya.
            Sekalipun pada awalnya Presiden Soeharto selalu membantah
            bahwa Indonesia akan mengikuti jalan ekonomi (neo) liberal,
            namun kenyataannya, sejak akhir 1980-an itu Indonesia ma-
            kin terseret ke dalam arus neo-liberal, yaitu dengan lahirnya
            berbagai macam deregulasi saat itu.
                Keempat faktor tersebut saling terkait, dan jika ditambah
            dengan faktor-faktor lainnya (seperti korupsi, manipulasi ang-
            ka-angka statistik, dll), akhirnya semua itu telah membawa
            Indonesia ke dalam kondisi keterpurukan yang sangat menda-
            lam seperti kita alami pada masa akhir Orde Baru, dan masih
            berlanjut hingga sekarang ini.


            E. Perkembangan Posta Orde Baru

                Selama masa Orde Baru selama 32 tahun, jangankan
            pelaksanaan landreform, wacana tentang landreform pun
            ditekan dan dimatikan dengan menempelkan stigma-stigma
            negatif. Masalah agraria ditata bukan untuk kepentingan rak-
            yat banyak, tetapi untuk memfasilitasi modal asing. Akibat-
            nya, dewasa ini, masalah agraria sudah terlanjur begitu ruwet
            sehingga sulit untuk mengatasinya.
                Dengan tumbangnya Orde Baru pada tahun 1998 (tetapi
            apa betul Orde Baru sudah benar-benar tumbang?), ada

            132
   164   165   166   167   168   169   170   171   172   173   174