Page 165 - Seluk Beluk Masalah Agraria : Reforma Agraria dan Penelitian Agraria
P. 165
Gunawan Wiradi
itu, pada tahap pertama terdiri dari tiga macam, yaitu (a) tanah
kelebihan; (b) tanah guntai dan bekas tanah partikelir; dan (c)
bekas tanah swapraja yang diambil oleh pemerintah. Sayang-
nya, belum semua tanah ini berhasil di-reform pada periode
ini. Demikian pula, ketentuan-ketentuan lain dalam UUPA
1960 belum semuanya sempat dijabarkan dalam aturan perun-
dang-undangan yang lebih operasional. Hal ini karena peme-
rintahan Bung Karno keburu digulingkan oleh Orde Baru. Pada
periode Orde Baru ini, gerakan landreform pun lalu lenyap
dari peredaran, bahkan ditabukan dengan menganggapnya
sebagai agenda kaum komunis.
D. Titik Balik Pada Masa Orde Baru
Kita semua tahu bahwa kebijakan umum Orde Baru (ya
politik, ya ekonomi, ya sosial budaya, dll) bertolak belakang
seratus delapan puluh derajat dari kebijakan rezim peme-
rintahan sebelumnya. Ada beberapa ciri pokok yang menandai
pergeseran itu. Pertama, dari segi slogannya saja sudah ber-
tolak belakang. Slogan pemerintahan Bung Karno adalah:
“Berdaulat dalam politik; Berdikari di bidang ekonomi;
Berkepribadian dalam kebudayaan!” Pada masa pemerintahan
Orde Baru, slogannya menjadi: “Politik no, ekonomi yes!”
Orang tidak sadar bahwa slogan “politik no” itu sendiri adalah
politik! Yaitu, politik untuk membunuh kesadaran politik
rakyat. Hal ini pada hakikatnya telah mengkhianati esensi dari
gerakan pendidikan nasional yang dimulai Budi Utomo pada
tahun 1908 yang notabene dijadikan simbol “Kebangkitan
Nasional” yang diperingati tiap tanggal 20 Mei.
Ciri kedua dan lebih konkret adalah menyangkut
128