Page 134 - Problem Agraria, Sistem Tenurial Adat, dan Body of Knowledge Ilmu Agraria- Pertanahan (Hasil Penelitian Sistematis STPN 2015)
P. 134

Yahman, Akur Nurasa, Westi Utami
            116

            tidak  terurus  dan berdasarkan buklti  yang  ada PTPN II  tidak  dapat
            mengelola tanah  secara  baik.  Selain  pembiaran terhadap tanah,  pihak
            PTPN II membiarkan tidak ada penegakan hukum terhadap tanah tersebut
            yang berlangsung cukup lama.
                Analisis terhadap konflik tanah eks. HGU PTPN II adalah bahwa setelah
            dilakukan penelitian lapang dan analisis terhadap data-data fisik, data yuridis
            serta kenyataan yang ada di lapangan  tanah di lokasi eks. HGU PTPN II
            sudah dikuasai lama oleh masyarakat, penggarap tanah, sehingga sekiranya
            terhadap  tanah  eks.  HGU  tersebut  tidak  perlu  melalui proses  ganti rugi.
            Bahwa  terhadap  tanah yang dibiarkan dan  telah digarap oleh  masyarakat
            serta  secara  yuridis tanah tidak  diperpanjang  HGU-nya  (mendasarkan
            pada SK nomor 42, 43 dan 44/HGU/BPN//2002 dan SK Nomor 10/ HGU/
            BPN/2004), maka tanah tersebut dapat dikategorikan ke dalam tanah negara
            yang sudah dikuasai lama oleh petani, masyarakat, penggarap, dsb.



            B.   Usulan Solusi Penyelesaian Konflik Tanah
                Perkebunan Eks. HGU PTPN II
                Konflik  tanah  perkebunan  eks.  HGU  PTPN  II  di  Sumatera  Utara
            merupakan salah satu konflik perkebunan besar yang terjadi di Indonesia
            yang berlangsung lama dan belum ada solusi penyelesaian. Mendasarkan
            pada luasan tanah yang berkonflik dan subyek yang terlibat konflik sangat
            banyak dengan kekuatan besar serta melibatkan beberapa Kementerian/
            Lembaga tinggi negara, beberapa usulan yang diajukan untuk menangani
            konflik setelah melakukan studi lapang dan analisis yuridis adalah sebagai
            berikut:

            •   Koordinasi antar Kementerian

                Koordinasi antar  Kementerian  sangat  perlu dilakukan  untuk
            memberikan  kesepahaman  dan sudut  pandang  yang  sama  terhadap
            kronologi konflik, peraturan perundangan terkait konflik perkebunan, dan
            duduk  bersama  untuk  mencari  solusi  penyelesaian  konflik  perkebunan
            eks. HGU PTPN II. Koordinasi dilakukan dengan melibatkan Kementerian
            BUMN, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian ATR/BPN, Kementerian
            Keuangan, PTPN  II,  Kepolisian RI  dan Kejaksaan  Agung. Kementerian
            BUMN  dan Kementerian Keuangan mempunyai kewenangan  dalam hal
            izin  pelepasan asset  terhadap  tanah eks.  HGU  PTPN  II yang  terletak di
            Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Langkat  dan Kota Binjai  Sumatera
   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138   139