Page 56 - Problem Agraria, Sistem Tenurial Adat, dan Body of Knowledge Ilmu Agraria- Pertanahan (Hasil Penelitian Sistematis STPN 2015)
P. 56

Tjahjo Arianto, Tanjung Nugroho, Eko Budi Wahyono
            38

                mengambil manfaat dari sumber daya alam, termasuk tanah, dalam
                wilayah tersebut, bagi kelangsungan hidup dan kehidupannya, yang
                timbul dari hubungan secara lahiriah dan batiniah turun temurun dan
                tidak terputus antara masyarakat hukum adat tersebut dengan wilayah
                yang bersangkutan.
            2.  Tanah ulayat adalah bidang tanah yang diatasnya terdapat hak ulayat
                dari suatu masyarakat hukum adat tertentu.
            3.   Masyarakat hukum adat adalah sekelompok orang yang terikat oleh
                tatanan  hukum adatnya  sebagai  warga  bersama  suatu  persekutuan
                hukum karena kesamaan tempat tinggal ataupun atas dasar keturunan.
            4.  Daerah adalah daerah otonom yang berwenang melaksanakan urusan
                pertanahan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 22
                Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.


                Keberadaan  masyarakat  Pulau  Batam  yang di areal  yang disebut
            Kampung Tua bila memenuhi ketentuan Pasal 1 di atas, tidak dapat tumpang
            tindih dengan areal Hak Pengelolaan yang telah ditentukan oleh Keppres
            Nomor 41 Tahun 1973. Lokasi Kampung Tua tersebut harus dikeluarkan dari
            areal Hak Pengelolaan dengan cara hak kepunyaan masyarakat atas tanah
            tersebut diberi ganti rugi.
                Pasal  1 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52  Tahun 2014
            tentang Pedoman Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Hukum Adat
            mempertegas keberadaan masyarakat hukum adat sebagai berikut:
            1.   Masyarakat  Hukum  Adat  adalah  Warga  Negara  Indonesia  yang
                memiliki karakteristik khas, hidup berkelompok  secara harmonis
                sesuai hukum adatnya, memiliki ikatan pada asal usul leluhur dan atau
                kesamaan tempat tinggal, terdapat hubungan yang kuat dengan tanah
                dan lingkungan  hidup,  serta  adanya  sistem  nilai  yang  menentukan
                pranata ekonomi, politik, sosial, budaya, hukum dan memanfaatkan
                satu wilayah tertentu secara turun temurun.
            2.  Wilayah  Adat adalah  tanah adat  yang  berupa  tanah,  air, dan atau
                perairan beserta sumber daya alam yang ada di atasnya dengan batas-
                batas tertentu, dimiliki, dimanfaatkan dan dilestarikan secara turun-
                temurun dan secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan hidup
                masyarakat  yang  diperoleh melalui  pewarisan  dari leluhur mereka
                atau gugatan kepemilikan berupa tanah ulayat atau hutan adat.
            3.   Hukum Adat adalah seperangkat norma atau aturan, baik yang tertulis
                maupun  tidak  tertulis,  yang hidup  dan berlaku  untuk mengatur
   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61