Page 62 - Problem Agraria, Sistem Tenurial Adat, dan Body of Knowledge Ilmu Agraria- Pertanahan (Hasil Penelitian Sistematis STPN 2015)
P. 62
Tjahjo Arianto, Tanjung Nugroho, Eko Budi Wahyono
44
Gb. 4. Prasasti Kampung Tua NONGSA PANTAI
Pada masa pemerintahan Orde Baru, apabila ada kegiatan untuk
pengembangan Otorita tidak pernah ada masalah dalam pembebasan tanah
masyarakat, karena masyarakat takut dengan penguasa. Pada waktu lampau
tersebut pernah dilakukan pengukuran tanah di Kampung Tua oleh Tentara
untuk kepentingan Otorita, dan ternyata program itu hingga kini masih
menumbuhkan trauma di tengah-tengah masyarakat akibat terjadinya
pemaksaan-pemaksaan kala itu. Hal tersebut sempat berimbas ketika
petugas ukur Badan Pertanahan Nasional melakukan tugas pengukuran
di Kampung-kampung Tua. Saat ini, beberapa Kampung Tua telah terkena
perluasan kebijakan pengembangan otorita. Para investor sudah ’nyicil’
dengan membeli tanah-tanah di tempat tersebut, walaupun secara fisik
dalam perkembangannya masih dalam penguasaan dan penggarapan
masyarakat penjual.
Adanya jual beli tanah, penetapan otorita pada Kampung-kampung
Tua di satu pihak diterima oleh masyarakat karena mereka memandang
hal itu adalah hak pribadi, tetapi di pihak lain ada juga berkukuh untuk
mempertahankan keberlangsungan Kampung Tua, dan menentang
kebijakan otorita. Akibat kondisi itu, bentrokan antar warga pernah terjadi,
seperti di Pantai Menur beberapa tahun silam.
Kampung Tua di kota Batam tinggal tersisa 33 lokasi. Kampung Tua saat
ini sedang diperjuangkan untuk terlepas dari Hak Pengelolaan BP Batam,
Lembaga Swadaya Masyarakat dengan nama Rumpun Khasanah Warisan