Page 65 - Problem Agraria, Sistem Tenurial Adat, dan Body of Knowledge Ilmu Agraria- Pertanahan (Hasil Penelitian Sistematis STPN 2015)
P. 65

Analisis Hukum Penguasaan dan Pemanfaatan Tanah ...  47


              Presiden Joko Widodo yang ditanggapi dengan surat oleh Deputi Bidang
              Hubungan Kelembagaan  dan Kemasyarakatan Kementerian Sekretariat
              Negara Nomor B.2593 / Kemensetneg/ D-3/DM.05/05/ 2015 tanggal 12 Mei
              2015 yang intinya memerintahkan Gubernur Kepulauan Riau, Kepala Kantor
              Wilayah Badan Pertanahan Nasional Kepulauan Riau dan Kepala Badan
              Pengusahaan  Batam untuk  membuat  kajian dalam rangka penyelesaian.
              Seharusnya kajian ini segera dibuat dan mengusulkan ke Presiden untuk
              membuat Keputusan Presiden mengeluarkan Kampung  Tua  dari  Hak
              Pengelolaan,  karena Kampung  Tua masuk  areal Hak Pengelolaan  oleh
              karena Keputusan Presiden Nomor 41 Tahun 1973.
                  Walaupun tidak ada alat bukti tertulis tanah Kampung Tua termasuk
              kategori tanah adat yang dimaksud Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960
              (UUPA). Saat ini yang berlangsung adalah pemberian hak atas tanah Hak
              Guna Bangunan di atas Hak Pengelolaan bagi masyarakat Kampung Tua.
              Pemberian HGB di atas HPL BP Batamartinya mencabut hak kepunyaan
              atau hak milik masyarakat Kampung  Tua  atas bidang  tanah  yang  telah
              berlangsung turun temurun. Pemegang Hak Guna Bangunan di atas Hak
              Pengelolaan  artinya  mempunyai  hak  atas tanah tetapi tidak  memiliki
              tanah karena pemilik tanah adalah pemegang Hak Pengelolaan. Keputusan
              Presiden Nomor 41 Tahun 1973 secara hukum tidak otomatis menghapus
              hak kepunyaan atau kepemilikan tanah masyarakat Kampung Tua.
                  Perlindungan hukum harus  diberikan kepada  pemilik  tanah  agar
              segala kepentingan terhadap tanah dapat dipenuhi, perlindungan hukum
              dapat diperoleh masyarakat Kampung Tua sebagai pemilik tanah bila ada
              penegakan hukum. Ada tiga unsur utama yang harus selalu diperhatikan
              dalam  penegakan hukum,  yaitu: kepastian hukum (rechssicherheit),
              kemanfaatan (zweckmassigheit),  dan keadilan (gerechtigheit).  Beberapa
              pakar hukum selalu mengajarkan asas prioritas terhadap tiga nilai dasar
              hukum tadi dengan prioritas pertama selalu pada keadilan baru kemanfaatan
              dan kepastian hukum. Namun asas prioritas ini bersifat kasuistis, sehingga
              tidak selalu prioritas pertama pada keadilan, dapat juga prioritas pertama
              pada kepastian hukum baru keadilan dan kemanfaatan. Tidak adil rasanya
              kalau masyarakat Kampung Tua hanya diberikan hak atas tanah dengan
              Hak Guna Bangunan di atas Hak Pengelolaan tanpa diberi ganti rugi hak
              kepunyaan atas tanah tersebut.
                  Bukti  tertulis  pemilikan  individu  tanah adat atau  sering disebut
              sebagai alas hak di berbagai wilayah di Indonesia tidak selalu sama. Di Jawa
   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70