Page 9 - Problem Agraria, Sistem Tenurial Adat, dan Body of Knowledge Ilmu Agraria- Pertanahan (Hasil Penelitian Sistematis STPN 2015)
P. 9

Dari  beberapa  literatur dan studi yang dilakukan oleh para peneliti
              sebelumnya,  persoalan  “akut” dalam  ranah agraria didominasi  oleh
              pertentangan klaim antara para pihak yang masing-masing memperebutkan
              hak atas tanah (Afrizal dkk, 2007, Lucas, 2013). Dibanyak tempat muncul
              berbagai persoalan terkait hal di atas yang diakibatkan dari sebuah proses
              kebijakan  negara,  eksploitasi  pengusaha,  dan  persoalan-persoalan  yang
              “diproduksi”  oleh  sekelompok  masyarakat tertentu.  Persoalan tersebut
              tentu  harus  dilihat  secara  detail kasus  perkasus  jika  sebuah kebijakan
              akan diambil. Akan tetapi, detail bukan berarti harus memahamai secara
              rigit semua  persoalan,  sehingga  menjadi  sebuah  alasan  tidak  adanya
              sebuah  kebijakan  yang  diambil.  Setidaknya usaha pemetaan persoalan,
              pemahaman logika hukum dan masyarakat akan memberikan kemudahan
              bagi pengambil kebijakan untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
                  Penelitian/studi  yang dilakukan  ini  digagas dengan  tujuan  yang
              jelas,  yakni  agar negara mampu memberikan keputusan  yang jelas  dan
              tegas  sekaligus mengantisipasi berbagai  potensi munculnya  persoalan
              baru antara negara vs rakyat di dalam setiap kebijakan-kebijakan tentang
              pertanahan  yang dikelurkan.  Setidaknya,  harapan  itu  selalu dijaga oleh
              kampus sebagai pemegang norma dan nilai-nilai yang diilhami oleh nilai
              dan keadaban masyarakat. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional dituntut
              untuk menjawab sekaligus memproduksi ide dan gagasan cerdas dibidang
              kajian agraria  (penelitian), dan  terus mengupayakan  mendisain rencana
              kajian secara komprehensif dalam konteks menjawab persoalan-persoalan
              yang terjadi di lapangan.
                  Terkait dengan gagasan dan  upaya  mencari  alternatif  solusi
              penyelesaian,  hasil  penelitian ini memncoba memetakan  di  dalam  tiga
              topik (penyelesaian persoalan pertanahan, Sistem Tenurian Adat, dan Body
              of Knowledge Ilmu Agraria) dengan enam judul penelitian dan mengambil
              beberapa lokasi penelitian, yakni Batam, Sumatera Utara, Bali, Kalimantan
              Tengah, dan Jawa Timur. Pada lima wilayah tersebut telah dilihat berbagai
              persoalan  secara  mendalam  terkait  problem  yang  muncul  di lapangan
              dengan berbagai pendekatan dan disiplin ilmu.
                  Pertama, Lokus Batam (Kepri). Penelitian ini terkait konflik penguasaan
              tanah  antara masyarakat  adat Pulau-pulau Rempang  Galang  dengan
              Otorita Batam/Badan Pengelola Batam. Keterangan masyarakat  adat
              yang tergabung dalam Himpunan Masyarakat adat Pulau-pulau Rempang
              Batam (Himat Purelang), mereka telah mengelola tanah tersebut (Tanah
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14