Page 332 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 332

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                persatuan.  Bangsa  Indonesia  di  Surabaya  semakin  menyadari  arti
                kekuatan dan kedaulatan  rakyat.
                        Siapa nama pemuda penyobek bendera hingga sekarang belum
                terungkapkan.  Yang  penting  sikap  segenap  rakyat  sudah  seia-sekata
                tidak sudi melihat bendera asing di negaranya. Untuk itu mereka telah
                berani mengambil risiko dengan mempertaruhkan segalanya. Beberapa
                nama pernah disebut sebagai pelaku penyobekan bendera, antara lain
                Kusno  Wibowo.  BPRI  mengatakan  pelakunya  Sutrisno,  sedang  TALRI
                mengemukakan  Kusnadi.  Menurut  foto  Ippos  terdapat  lima  orang
                pemuda yang berada di atas hotel.
                                                 94
                        Berita  tentang  dikibarkannya  bendera  Belanda  di Oranye  Hotel
                disampaikan  oleh  Ruslan  Abdulgani.  dengan  perantaraan  telepon  ke
                PAL.  Dimintanya  agar  PAL  membantu  ikut  menurunkannya.  PAL
                mengirimkan 19 truk dengan 350 orang pemuda bersenjatakan sangkur
                ke kota. Tapi tatkala tiba di tempat kejadian telah terlambat. Peristiwa
                penyobekan  bendera  sudah  selesai  dan  dikerjakan  oleh  Arek-arek
                Surabaya sendiri.
                        Melihat  betapa  fanatiknya  rakyat  Surabaya  terhadap  bendera
                nasionalnya,  orang  Jepang  tidak  galak  lagi  menentang  keinginan
                pemuda  Indonesia  agar  Hinomaru  (bendera  Jepang)  tidak  dikibarkan
                lagi di muka umum. Ketika seorang pemuda Indonesia, Slamet Utomo,
                datang di Kantor Gubernur dan minta kepada Dul Arnowo selaku Ketua
                KNI  dan  Residen  Surabaya  untuk  menurunkan  Hinomaru  dari  tiang
                bendera  Kantor  Gubernur,  ia  tidak  dihalangi.  Slamet  Utomo  segera
                menurunkan  Hinomaru,  diganti  Merah  Putih.  Orang  Jepang  yang
                                                            95
                menyaksikan peristiwa itu tidak merintanginya.
                        Sejak tanggal 19 September 1945 tercatat sebagai berkibarnya
                Sang Merah Putih di Kantor Gubernur untuk selamanya. Memang pada
                tanggal  1  September  1945  Merah  Putih  telah  berkibar  di  sana,  tapi
                hanya  untuk  satu  hari  saja.  Namun  pengibaran  bendera  yang  hanya
                satu hari itu telah menetapkan hati bangsa Indonesia di Surabaya untuk
                ikut  mengibarkan  Merah  Putih  di  rumahnya  dan  di  seluruh  Kota
                Surabaya. Tanpa takut lagi, karena di Kantor Gubernur sudah dikibarkan
                Merah Putih demikian.
                        Dua hari kemudian, yaitu tanggal 21 September 1945, tibalah
                missi RAPWI yang sesungguhnya, di bawah pimpinan Letnan P. G. De
                Back  dari  Dutch  Navy.  Setelah  mendapat  laporan  tentang  peristiwa
                bendera  dari  Letnan  Antonissen,  oleh  De  Back,  Mastiff  Carbolic  Party
                yang  telah  membuat  onar  di  Surabaya  itu  segera  dikirim  kembali  ke



                320
   327   328   329   330   331   332   333   334   335   336   337