Page 327 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 327
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
hanya bersedia menyerahkan kekuasaan senjatanya kepada
angkatan perang Sekutu.
b. Kedua, mereka yang bersikap dengan sepenuh hati membantu
perjuangan kemerdekaan Indonesia seperti yang telah dijanjikan
Jepang kepada bangsa Indonesia. Mereka mengakui Republik
Indonesia dan bersedia menyerahkan persenjataannya kepada
Republik Indonesia, kemudian mereka akan ikut berjuang
bersama-sama dengan bangsa Indonesia.
c. Ketiga, mereka dalam hal ini mengambil jalan dengan
berpedoman pada sikap resmi tentara Jepang yang diumumkan
83
olen Tentara ke 7. Mereka bersikap netral.
Untuk mendapatkan gambaran mengenai bagaimana
sebenarnya sikap pemimpin Jepang di Surabaya terhadap perjuangan
rakyat Surabaya, Bung Tomo, tokoh yang menyaksikan langsung
berbagai peristiwa perebutan senjata dan 10 November 1945 di
Surabaya, antara lain menyatakan sebagai berikut.
Komandan Tertinggi Balatentara Nippon daerah Jawa Timur dan
Panglima Angkatan Laut Nippon harus dicatat sebagai orang
yang tidak kecil bantuannya kepada perjuangan bangsa
Indonesia di Jawa Timur waktu itu. Kiranya mereka berdua,
setelah melihat tekad rakyat yang bulat, merasa tidak berguna
untuk berternpur melawan kaum Republik. Terutarna setelah
mernperoleh penjelasan tentang maksud gerakan rakyat, kedua
Panglima Nippon tersebut dengan sukarela mernerintahkan
kepada anak buahnya masing-masing untuk menyerahkan
segenap perlengkapan militer kepada bangsa Indonesia.
84
Dalam pada itu, pihak Indonesia tidak sabar lagi. Semangatnya
sudah terbakar oleh suasana merdeka. Tidak lagi banyak
menaruh perhatian apakah Jepang masih kuasa, berpegang
teguh pada status quo 15 Agustus 1945, atau ada keputusan
lain yang menguntungkan Indonesia; semua itu tidak lagi
diperdulikan. Lebih-lebih di Surabaya. Pendek kata kalau ada
yang menghalangi permindahan kekuasaan yang harus
dilaksanakan secara yang singkat-singkatnya, mereka dihantam.
Pihak Jepang dalam keadaan patah semangat dan tertekan,
tidak banyak yang punya harapan dapat mewujudkan segala yang
diputuskan dalam rapat itu. Maka dari itu, ada juga pimpinan tentara
Jepang yang menggunakan segala kesempatan segera mengakhiri
tanggung jawabnya baik dari pihak Sekutu maupun Indonesia yang
315