Page 328 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 328

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                mengambil  alih  kekuasaan  dan  senjatanya.  Contoh  yang  jelas  adalah
                tingkah Kapten P.G.J Huiyer yang mengaku sebagai wakil Sekutu mau
                mengambil alih kekuasaan di Surabaya.

                        Pemerintah  Indonesia,  untuk  melaksanakan  bunyi  Proklamasi
                Kemerdekaan  Republik  Indonesia,  tidak  perlu  menunggu  sampai
                terjadinya  penyerahan  kekuasaan  seperti  yang  dirancang  Jepang  pada
                tanggal 25 September 1945. Mereka dengan tegas memutuskan untuk
                mengambil  tindakan  berikut:  (1)  Memutus  segala  hubungan  apapun
                dengan  Jepang;  (2)    Menghapuskan  pernerintahan  yang  dualistis;  (3)
                Mendekritkan semua pegawai sebagai pegawai Republik Indonesia; dan
                (4)  Mengambil  alih  apa  yang  mungkin  dapat  diambil  alih  darl  fihak
                                              85
                Jepang, termasuk persenjataan.
                        Apa  yang  telah  diputuskan  di  atas  telah  berhasil  dilaksanakan
                dengan sukses di Surabaya. Semua kekuasaan dan persenjataan Jepang
                di Surabaya dapat direbut oleh bangsa Indonesia pada akhir September
                dan awal Oktober 1945 (Don Bosco, Pacuan Kuda, Lindetives, Ksariaan
                darmo, Gedung Kempeitai, Marine Kaigun Gubeng, dll). Pada tanggal 2
                Oktober  1945  Pemerintah  Karesidenan  Surabaya  mengeluarkan  dekrit
                seperti yang dikehendaki oleh Pernerintah Pusat di Jakarta.


                 c.  Konflik Indonesia-Belanda: Insiden Bendera di Tunjungan
                        Sejak  datangnya  orang-orang  Belanda  yang  menyelundup  ke
                Surabaya,  dan  hampir  bersamaan  waktunya  dengan  dibebaskannya
                kaum  interniran  Belanda  dari  kamp-kamp  tawanan,  maka  suasana
                Surabaya  mulai  panas  karena  terjadi  saling  mencurigai  antara  pihak
                pemuda  dengan  pihak  Palang  Merah  International.  Pemuda  Surabaya
                baru  saja  melakukan  serangkaian  kegiatan  memperingati  sebulan
                Proklamasi  Kemerdekaan  Indonesia  dengan  menyelenggarakan  rapat
                umum di Lapangan Pasarturi pada tanggal 17 September 1945, pada
                saat itu ada provokasi baru tentang datangnya kelompok orang Sekutu
                yang  pertama  dari  Mastiff  Carbolic  dibawah  pimpinan  Letnan
                Antonissen dengan parasut di Gunungsari Surabaya.

                        Mastiff Carbolic Party adalah salah satu dari sejurnlah kelompok
                yang  diorganisir  oleh  Anglo  Dutch  Country  Section  (ADCS)  angkatan
                136. Semula selama Perang Dunia II, ADCS adalah organisasi spinonase
                yang dikirim ke Sumetera, Malaya (Malaysia) dan Jawa secara rahasia.
                Setelah  Jepang  menyerah  mereka  diterjunkan  antara  lain  di  Jakarta
                Surabaya  untuk menghimpun  informasi  tentang keadaan, kamp-kamp



                316
   323   324   325   326   327   328   329   330   331   332   333