Page 323 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 323
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Inggris itu, maka masuknya pasukan AFNEI ke wilayah Indonesia tidak
dirintangi oleh para pejabat Republik Indonesia baik di pusat maupun di
daerah. Malahan mereka dibantu untuk urusan tawanan perang, baik
penyerahan orang-orang Sekutu yang di tawan Jepang, maupun orang-
orang Jepang kepada Sekutu. Hal ini merupakan bukti bagi dunia
internasional bahwa di Indonesia telah terdapat pemerintah yang
berdaulat.
Meskipun demikian, ucapan Christison dengan kenyataan yang
terjadi sangat berlawanan. Pasukan Sekutu yang terdiri dari orang-orang
India yang didaratkan di Indonesia sering menggunakan cara-cara
kekerasan, sehingga terjadi bentrok senjata, bahkan pertempuran besar,
seperti yang terjadi di Magelang, Surabaya, Ambarawa, Semarang,
Medan dan sebagainya. Pertempuran itu terjadi karena pasukan Inggris
tidak mau menghormati kedaulatan bangsa Indonesia. Sikap mereka
meremehkan para pemimpin Indonesia baik di pusat maupun di daerah.
Selain itu, pasukan Sekutu ternyata juga membawa pejabat sipil
Belanda NICA (Netherlands India Civil Adminstration), yaitu pemerintah
pelarian Hindia Belanda yang berada di Australia ketika Indonesia
diduduki oleh Jepang. Mereka diselundupkan masuk Indonesia dengan
tujuan menegakkan kembali pemerintah Hindia Belanda yang
imperialistis itu. Ada orang Belanda yang duduk dalam SEAC untuk
mengurusi kepentingan pemerintahnya, di antara Jenderal Van Oyen,
Dr. Van Mook, dan Laksamana Helfrich.
Dalam perjanjian Civil Affairs Agreement (CAA) antara Inggris
dan Belanda yang ditetapkan di Chequers tanggal 24 Agustus 1945,
Inggris akan membantu Belanda untuk menegakkan NICA di Indonesia.
Persiapan masuknya NICA itu diadakan di dalam dan di luar Indonesia.
RAPWI adalah salah satu kedoknya. Yang telah diselundupkan ke
Indonesia antara lain Van der Plas, Abdulkadir Wijayaatmaja, Van
Stratten. Selain CCA, Inggris dan Belanda juga terikat perjanjian
pembentukan front ABDACOM (America British Dutch Australian
Command) untuk menghadapi Jepang bersama Amerika dan Australia.
Dengan dipindahkannya wilayah Jawa dan Sumatra dari SWPC ke SEAC,
membuat persiapan Belanda untuk kembali ke Indonesia yang telah
disusun bersama-sama Mac Arthur dalam NICA (Netherlands Indies Civil
Administration) berantakan. Belanda harus mulai segalanya dari awal
311