Page 318 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 318

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia




                        Pada  tanggal  2  Oktober  1945,  SE  21/24  Butai  dikuasai  dan
                diambil alih oleh orang-orang PAL serta dinyatakan secara resmi menjadi
                milik  Republik  Indonesia.  Orang-orang  Jepang  ditawan  dan  dilucuti
                senjatanya. Penataran Ankatan Laut menjadi nama yang resmi pula M.
                Affandi  dipilih  mejadi  pemimpin  umum.  Untuk  Kota  Surabaya  yang
                punya pelabuhan besar dan Marine Etablissment, diperlukan Angkatan
                Laut atau pelaut. Untuk itu Mokhammad Affandi minta bantuan Drg.
                Mustopo.  Maka  pada  tanggal  3  Oktober  1945  bekas  Daidanco  Peta
                Katamhadi  dan  Sutopo  serta  Cudanco  Suyono  diperbantukan  kepada
                PAL sebagai penasehat militer oleh Menteri Pertahanan Drg. Mustopo.

                        Tanggal  5  Oktober  1945  dengan  perantaraan  lewat  radio
                diadakan panggilan para pelaut untuk mendaftarkan diri di PAL Ujung.
                Tiga  hari  kemudian  pendaftaran  mulai.  Pelaut  ex  K.M.  Belanda  di
                asramakan di Hotel Ngemplak dan di gudang dekat kantor polisi M.E.
                Ujung. Sedangkan pelaut dari pelajar SPT (masih muda-muda) ditampng
                di  Moddelust.  Pendaftaran  di  lakukan  oleh  Andi  Aris  dibantu  oleh
                Twege.  Selanjutnya  tentang  pelaut  (embrio  ALRI)  penyusunannya
                dipimpin  oleh  Atmaji,  seorang  bekas  tawanan  politik  yang  penah
                dipenjarakan  di Sukamiskin  oleh  Belanda,  dikirim ke PAL  oleh  Menteri
                Pertahanan Drg. Mustopo untuk membenahi Angakatan Laut.

                5.20. Kelompok non-combatant

                        Ada  juga  beberapa  kelompok  pemuda  yang  combatant  tetapi
                jumlah  anggotanya  kecil,  tanpa  nama,  di  antaranya  adalah  kelompok
                Suprapto,  Widodo  Budidarmo  dan  kawan-kawannya,  sejumlah  17
                orang. Mereka terdiri dari bekas tentara Peta dan Heiho. Kelompok ini
                pimpinannya  kolektif,  yang  timbul  karena  solidaritas  sesudah
                penyerbuan gedung Kenpeitai. Mereka memiliki mariam kaliber 7,5 mm,
                2  pucuk  karaben.  Mereka  bersiap-siap  di  Kedung  Cowek.  Juga  tidak
                ketinggalan aalah putra Bali yang membentuk kekuatan. Organisasinya
                disebut Gabungan Putra Bali di bawah pimpinan I.G.P. Winten.
                        Menjelang  pendaratan  pasukan  Inggris,  atas  prakarsa  pegawai
                pabrik dan perusahaan yang telah diambil alih dari tangan Jepang, di
                bentuklah Badan Keamanan Pabrik/ Perusahaan di singkat BKP. Badan
                ini  di  bentuk  pada  tanggal  23  Oktober  1945,  di  pimpin  oleh  K.




                306
   313   314   315   316   317   318   319   320   321   322   323