Page 316 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 316
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
pekerjaan yang harus digarap, maka Marine Etablissement memiliki
banyak pekerja dan bermacam-macam keahliannya. Tempatnya cukup
luas, namun tersisih dari masyarakat Kota Surabaya, karena menjorok ke
ujung Selat Madura. Pada jaman itu Marine Etablissemnt di bawah
Departement der Marine dan tidak di bawah Koninklijke Marine.
Pada jaman Jepang semula bernama Nagamatsu Butai,
kemudian diganti mejadi SE 21/24 Butai (Pangkalan Armada Jepang).
Pada jaman SE 21/24 dalam kekuasaan Kaigun-Kaigun. Mungkin
merupakan ―serikat buruh― satu-satunya di jaman Jepang. Serikat buruh
itu didirikan pada tanggal 10 april 1945, diberi nama Hokokai (Badan
Kebaktian) beranggotakan 9000 orang. Ketuanya Supono, orang yang
terpecaya dan ditunjuk oleh Jepang, sedangkan wakilnya Muhammad
Affandi, seorang yang berprakarsa mendirikan Badan Kebaktian dan
dipilih oleh rapat untuk memipin Hokokai tersebut.
Selain Hokokai, dalam perkumpulan perbengkelan yang amat
luas itu dirasakan perlu adanya pembelaan dan pertahanan, karena
pada wakyu itu adalah jaman perang. Maka oleh Jepang, atas usulan
para buruh, didirikan badan pembelaan, semacam Peta, yang diberi
nama Hokodan (Barisan Sukarela). Anggotanya terdiri dari buruh muda
yang dapat latihan kemiliteran dari Kaigun. Setelah berlatih, mereka
kembali bekerja sebagai buruh biasa, tetapi sewaktu-waktu diperlukan
berlatih, mereka harus berlatih. Anggotanya 3000 orang, merupakan
satu daidan dengan Daidanco R.M. Aly Mulyadi Notohadiwinoto.
Sampai tanggal 22 Agustus 1945, SE 21/24 Butai masih di
kuasai oleh Kaigun. Pada hari kaum buruh SE 21/24 dikumpulkan di
lapangan Ujung. Kaigun mengumumkan bahwa perang sudah selesai.
SE 21/24 Butai akan diserahkan kepada Sekutu. Buruh diminta tetap
bekerja sebagai biasanya, agar penyerahan dapat dilakukan dengan
baik.
Sehabis jam kerja buruh SE 21/24 Butai mengadakan rapat
Sidotopo. Rapat dipimpihn oleh Muhammad Affandi, wakil Ketua Badan
Kebaktian SE 21/24 Butai, karena ketuanya, Supono, meninggalkan Kota
Surabaya. Dalam rapat itu, di samping diputuskan penggantian SE
21/24 Butai menjadi Penataran Angkatan Laut. Anggota SE 21/24 di
lebur menjadi Serikat Buruh Indonesia Penataran Angkatan Laut (SBI
PAL) dan menetapkan M. Affandi sebagai Ketua SBI PAL. Juga dibentuk
pula Komite Nasional Indonesia Penataran Angkatan Laut (KNI PAL).
304