Page 312 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 312
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Pada waktu itu ada seorang pemuda Bandung yang datang
kepada Bung Tomo, dan membawa persoalan perjuangan pemuda di
Kota Bandung. Dia antara lain menceritakan bahwa ada pemimpin yang
melaksanakan perjuangan tidak sejalan pikirannya dengan kehendak
rakyat, sehingga menimbulkan keragu-raguan di kalangan para pemuda
untuk bertindak. Agar keadaan ini tidak menjadi lebih parah, maka
pemuda itu minta izin kepada Bung Tomo untuk meyampaikan seruan
lewat Radio Pemberontakan Rakyat Surabaya dalam bahasa Sunda agar
semangat perlawanan pemuda Sunda berkobar melawan musuh.
Menilik itikad baik pemuda tadi, maka Bung Tomo mengabulkan
permintaannya.
Radio Pemberontakan Rakyat yang biasanya direlay oleh
pemancar RRI juga direlay oleh RRI Studio Bandung. Maka ketika Radio
Pemberontakan Rakyat menyiarkan pidato pemuda Bandung dalam
bahasa Sunda tadi, juga disiarkan secara luas oleh RRI Bandung,
didengarkan para pemuda Bandung dan sekitarnya. Karena pidato yang
membakar semangat tadi, maka pemuda Bandung bertekad untuk
menyerang kedudukan musuh. Pemuda itu mengajak para pemimpin
yang main mata dengan pihak lawan untuk menghentikan kegiatannya,
dan menyatukan diri dengan para pemuda pejuang menggempur
kedudukan musuh.
Bung Tomo tidak mengerti bahasa Sunda, ia hanya tersenyum-
senyum mendengarkan gaya pidato yang mirip gayanya. Ternyata
banyak pendengar Sunda mengira bahwa yang berpidato dalam bahasa
Sunda itu Bung Tomo Sendiri. Baru beberapa tahun kemudian, ketika
Umar Ismail membuat film Toha Pahlawam Bandung Selatan, datang
kepada Bung Tomo, minta agar Bung Tomo mengucapkan pidato
dalam bahasa Sunda seperti tempo hari untuk hiasan suara filmya. Bung
Tomo tidak dapat memenuhinya, karena memang tidak bisa bahasa
Sunda. Bung Tomo tahu bahwa banyak orang mengira dialah yang
berpidato membakar semangat pemuda Bandung waktu itu. Menurut
Umar Ismail, para pemuda Bandung jadi panas hatinya dan terus
menyerbu kedudukan musuh setelah mendengar pidato Bung Tomo
yang menyindir janganlah hendaknya pemuda Bandung bersemangat
―peuyeum bol ―.
Bung Tomo memberikan pidatonya juga untuk menghiasi film
Toha, tetapi tanpa menggunakan istilah ―peuyeum bol―, karena
300