Page 311 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 311
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
udara memanggil pemancar Belanda itu, menyebut namaku dan
menyatakan bahwa hadiah yang dijanjikan itu tidak berarti bagi
rakyat Indonesia.
‗Tuan-tuan tahu, bahwa gulden Belanda tidak berharga
sekarang di Indonesia, ―kataku. ‗Kami mempunyai uang sendiri.
Tapi kalau tuan-tuan mau menyumbangkan uang sebesar
setengah juta gulden kepada bangsa Indonesia untuk
melanjutkan perjuangan mereka, aku akan pergi ke markas
tuan-tuan atas kemauan sendiri‘.
Seluruh pemancar radio di Jawa mengambil siaranku,
dan siasat Belanda itu disambut dengan senyum lebar. Kami
tidak mendengar apa-apa lagi tentang hal itu. Mereka tidak lagi
73
mengulangi sayembaranya.
Demikianlah, Radio Pemberontakan mempunyai pengaruh luas
bagi perjuangan seluruh rakyat Indonesia, khususnya di sekitar 10
November 1945 di Surabaya. Dengan direlaynya siaran Radio
Pemberontakan oleh hampir semua radio pemerintah (RRI), yang
bahkan dimonitor pula oleh Markas Besar Sekutu di Singapura, Saigon
dan Melbourne, hal ini merupakan keunikan tersendiri dalam sejarah
radio di Indonesia.
Peranan Radio Pemberontakan tercatat dengan gemilang pada
29 Oktober 1945, ketika diadakan gencatan senjata antara Indonesia
dan pasukan Mallaby. Pengumuman hasil perundingan dilakukan
langsung oleh Presiden Sukarno dan Mayor Jenderal D.C. Hawthorn di
studio Radio Pemberontakan Jalan Mawar 10 Surabaya. Radio Surabaya
di Simpang pada waktu itu hancur terbakar, biasanya direlay oleh
pemancar RRI sehingga dapat didengar oleh pemuda pejuang yang
tengah mempertaruhkan nyawanya demi kemerdekaan Indonesia.
Pejuang-pejuang yang pada tahun 1945 berada di ibu kota
Bandung tentu masih gelisah karena ada gelintir pemimpin menaruh
kepercayaan bahwa tentara asing yang menduduki Bandung mau
membantu bangsa Indonesia mempetahankan kemerdekaannya. Para
pemuda dan rakyat Bandung yang bergejolak jiwanya, tidak segera
mengadakan perlawanan terhadap musuh yang masih belum sempat
memperkokoh dirinya. Timbul kecekcokan di antara para pemuda
sendiri, ada yang ingin segera melawan dan ada yang tidak.
299